Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam tapi Sungchan belum juga pulang, ibunya jadi khawatir karena ponsel anak itu tidak aktif. Kalau Lia sih tidak masalah, toh adiknya sudah dewasa, siapa tahu Sungchan masih jalan-jalan bersama pacarnya. Soal mobil tidak masalah, Lia membiarkan adiknya memakai mobil sepuasnya karena akhir-akhir ini dia memang sedang malas membawa mobil. Lalu pada akhirnya, Haechan lah yang harus kerepotan mengantarnya pulang karena Lia tidak mau naik taksi dengan berdalih uang jajannya habis untuk membeli makanan kucing.
Agak menyeramkan memang sebab di luar sedang hujan dan kilatan petir menyambar, jadi wajar Soojung khawatir pada anak laki-lakinya. Wanita itu mondar-mandir di depan teras rumah. Hari senin dan hujan, oh, sungguh perpaduan yang tidak mengenakkan bagi Lia untung saja dia sudah sampai rumah.
Tak lama, pintu rumah terbuka menampakkan Sungchan yang basah kuyup terkena hujan. Heran, kenapa bisa dia sebasah ini kalau memang pakai mobil tapi tidak ada suara mobil masuk di halaman rumah.
"Astaga, kenapa kau basah? Mobil kakakmu di mana?" Soojung segera meraih tas kuliah Sungchan dan meletakkannya di atas meja.
"Ban mobil Kak Lia pecah waktu di persimpangan dekat bengkel yang ada di depan jadi aku tinggalkan di depan bengkel itu." Sungchan membuka pakaiannya yang basah.
Sontak ucapannya membuat Lia melompat dari sofa dan mendekat ke arahnya. "Apa? Pecah? Dan kau meninggalkannya begitu saja?"
"Aki sudah menuliskan di note dan aku menaruhnya di depan kaca mobil. Kak Lia tenang saja, lagipula kalau mau dicuri pasti pencurinya mikir bagaimana cara membawanya."
Lia memijit kepalanya yang mendadak pening. Salah memang dia membiarkan Sungchan membawa mobilnya selama beberapa hari ini. Tapi seketika dia langsung ingat bahwa bengkel yang dimaksud oleh Sungchan adalah 127 Workshop, tempat dimana laki-laki bernama Ares itu bekerja.
"Sudah, yang penting adikmu selamat sampai rumah." Soojung melerai.
"Ya sudah, tidak apa-apa." Lia mengulas senyum tipis dan melanjutkan sesi menonton dramanya.
Walaupun baru beberapa kali bertemu tapi Lia sudah merasa bisa menyukai Jaemin karena kesederhanaan laki-laki itu yang dia lihat beberapa kali, walaupun Jaemin sempat bersikap cuek dan jutek padanya tapi Lia bisa melihat kalau Jaemin orangnya baik.
Bekerja di bengkel tidak jadi masalah bagi Lia karena dia hanya ingin menjalin hubungan dengan orang yang sederhana, laki-laki biasa saja yang bisa selalu berada di dekatnya dan bisa dia andalkan setiap saat.
Empat tahun yang lalu, ayahnya dan pacarnya atau sebentar lagi orang yang akan menjadi pendamping hidupnya, suaminya yaitu Choi Soobin sedang melakukan tugas kenegaraan. Tapi kedua laki-laki itu tidak memberitahu yang sebenarnya kalau mereka ditugaskan untuk pergi menyergap sebuah kelompok terorisme bernama No Mercy yang akhir-akhir ini meresahkan negara. Mereka hanya memberitahu bahwa mereka ditugaskan keluar kota.
"Kau jaga diri ya, jangan sampai kenapa-kenapa. Intinya kau harus kembali dalam keadaan baik-baik saja. Awas kalau sampai terluka." Lia mengeratkan pelukannya pada pinggang Soobin. Lia tidak tenang karena dia tahu resiko dari tugas ayah maupun pacarnya tapi Lia selalu berdoa agar kedua laki-laki yang disayanginya ini baik-baik saja.
"Aku janji tidak akan terluka, kau jangan khawatir. Kalau tugasnya sudah selesai, aku dan ayah langsung pulang." Soobin mengelus punggung tangan Lia yang sudah disematkan cincin tunangan.
Ketika Soobin kembali seusai bertugas, mereka akan melangsungkan pernikahan. Acara tunangan sudah diadakan lima bulan yang lalu. Lia dan Soobin menjalin hubungan sejak SMA, susah senang ketika kuliah maupun bekerja selalu mereka lakukan sama-sama. Saling memberi semangat satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]
Fanfiction[TERBIT dan MASIH DAPAT DIBELI] We all have a story we will never tell. ©dear2jae 2021.