Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
oh ya guys, nanti ada scene saling baku hantam dan nyebut kata-kata yang agak serem gitu, gimana ya jelasinnya, pokoknya kalo ga kuat baca skip aja ya:)
••
Sungchan dan ibunya saling tatap dalam diam di depan pintu kamar Lia, saling mendorong satu sama lain siapakah yang akan masuk dan menenangkan Lia. Tiga puluh menit yang lalu, Lia pulang dalam keadaan menangis yang langsung membuat Sungchan dan ibunya khawatir. Kalau Sungchan sepertinya sudah tahu penyebabnya tapi ibunya yang belum tahu apa-apa merasa sangat khawatir pada anak perempuannya.
"Aku saja yang masuk, sepertinya aku tahu Kak Lia menangis karena apa." Sungchan akhirnya mengetuk pintu kamar kakaknya kemudian masuk.
Dengan kedua lulut ditekuk, Lia menunduk sembari terus menangis di lantai samping ranjangnya. Sungchan mendekat dan ikut bersimpuh kemudian memeluk tubuh kakaknya, mendekapnya untuk memberikan ketenangan.
"Chan, dia- dia berbohong padaku. Dia selama ini berbohong, apa yang kau lihat waktu itu memang benar. Dia- dia adalah-" Lia bahkan tidak sanggup mengatakannya. Dadanya benar-benar sakit. "Dia-"
"Sudah, Kak. Jangan paksakan diri untuk bicara, Kakak tenangkan diri dulu." Sungchan meraih segelas air yang ada di atas nakas Lia kemudian memberikannya pada Lia. "Minum dulu supaya Kak Lia tenang."
Sungchan berusaha menenangkan Lia dengan mengelus punggung Lia perlahan. Lia yang kini bersandar di bahunya masih menangis hingga sesegukan dan akhirnya kesulitan bernapas. Rasanya, dadanya seperti terhalang sesuatu yang keras, sakit dan nyeri.
"Aku benci karena aku menyukainya lebih dari aku menyukai Soobin. Aku juga heran pada diriku sendiri kenapa aku bisa sesuka ini padanya. Caranya memperlakukanku memang berbeda, harus dibuat sadar dulu baru bertindak, tapi itu yang membuatnya lain dari pada yang lain. Chan, aku bilang padanya kalau aku tidak ingin melihatnya lagi, aku bilang padanya bahwa aku membencinya. Tapi faktanya sekarang aku merindukannya dan ingin melihatnya." Lia kembali menangis dengan keras, tidak memperdulikan suara tangisannya bisa saja terdengar oleh ibunya. Lia hanya ingin mengeluarkan keluh kesahnya, agar setidaknya dadanya tak terlalu sesak.
Tidak ada respon dari Sungchan, tangannya sibuk mengelus punggung Lia. Rasanya Sungchan ingin pergi menemui Jaemin dan memukulinya habis-habisan tapi Sungchan sadar bahwa berbohong memang bagian dari tugas Jaemin jadi yang bisa Sungchan lakukan hanya diam dan berusaha menenagkan kakaknya.
Suara tangisan Lia memelan hingga akhirnya sepenuhnya tak bersuara, Sungchan menatap kakaknya yang ternyata tertidur. Tertidur karena lelah menangis.
"Maafkan aku, Kak, karena aku tidak melakukan apa-apa. Bukannya membela tapi itu memang bagian dari tugasnya yaitu menyembunyikan identitasnya. Ku harap Kak Lia tidak bersedih terlalu lama. Mulai sekarang, aku tidak akan menuntut Kakak untuk segera menikah. Jalani saja hidup Kakak dengan bebas dan jangan pikirkan laki-laki." Sungchan mengecup pelan pipi kakaknya dan berlalu keluar setelah sebelumnya membaringkan tubuh Lia di atas ranjang.
*
Rose menangis sejadinya saat kini dia berhadapan dengan Jaehyun setelah sekian lama dia tidak bertemu. Tapi bukan pertemuan seperti ini yang dia inginkan- yaitu melihat Jaehyun dalam keadaan berantakan, tidak baik-baik saja, terdapat luka di wajahnya di bagian pelipis dan sudut bibir juga tulang pipi, lebam di sudut mata kemudian lebam di sekujur lengan.
Setelah sebelumnya memohon sambil menangis pada ayahnya, meminta untuk bertemu dengan Jaehyun, ayahnya akhirnya mengizinkan tapi hanya sebentar dan sekarang Rose lagi-lagi tidak bisa menahan tangisannya melihat keadaan Jaehyun. Suaranya mendadak tidak bisa keluar karena menangis sesegukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]
Fanfic[TERBIT dan MASIH DAPAT DIBELI] We all have a story we will never tell. ©dear2jae 2021.