Part 23

915 162 58
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

ada scene baku hantam ya guyss...

"Halo."

"Kau di mana?" tanya Jaemin memastikan.

"Di rumah, ada ibu dan juga Sungchan."

"Jangan keluar ke mana-mana malam ini, tetap di rumah."

"Kau mau ke mana?" tanya Lia dengan isak tangis yang ditahan. Kedua tangannya meremat ujung bajunya.

"Aku harus menyelesaikan semuanya. Ingat pesanku, jangan pernah keluar rumah."

"Hati-hati, ku mohon, hati-hati."

"Iya."

Begitu panggilan terputus, Lia langsung terduduk lemas di atas lantai kamarnya. Tak dipungkiri kalau hatinya terasa nyeri dan gugup saat Jaemin memintanya untuk tetap diam di rumah, itu artinya Jaemin akan pergi. Pergi menyelesaikan masalah yang kunjung selesai.

Ketika Lia bersandar pada tepi ranjang, Louis datang mendekat sambil mengeong dan meringkuk di dekat kaki Lia seolah tahu bahwa Lia sedang bersedih. Lia mengusap pelan kepala Louis, yang dia lupakan akhir-akhir ini sebab fokusnya teralihkan oleh sosok Jaemin. Dan ketika Lia hendak berdiri untuk mengganti bajunya, ponselnya kembali berdering. Ada pesan dari nomor asing tapi Lia tetap membukanya, siapa tahu itu Jaemin tapi memakai ponsel lain.

Saat membaca isi pesannya, Lia sontak berlari keluar dan tidak jadi mengganti bajunya. Sungchan dan ibunya heran tapi mereka mengerti karena sepertinya Lia mau bertemu dengan Jaemin. Dengan napas tersengal, Lia membuka gerbang rumahnya dan menatap sekeliling untuk mencari sosok Jaemin karena pesan itu berisi:

"Temui aku di luar. Ini aku, Jaemin."

Tapi ketika Lia sampai luar, di sana tidak ada siapa-siapa. Lia masih menormalkan deru napasnya dan berjalan ke arah jalanan, siapa tahu Jaemin ada di sana menunggunya. Dan ketika Lia hendak berbelok menuju jalan utama, sebuah tangan membekap mulutnya. Lia berontak hingga ponselnya terlepas dan terpental jauh. Tentu saja Lia kalah karena tenaganya lebih sedikit. Perlahan, pandangan Lia mulai memburam sebab pasokan oksigen mulai menipis hingga akhirnya Lia pingsan.

"Bodoh!" gumam Ten lalu mengangkat tubuh Lia dan memasukkannya ke dalam mobil. "Apa yang kau lihat darinya hingga dengan menggunakan namanya saja kau sudah bisa dikelabui. Tampan? Tidak telalu karena aku lebih tampan darinya."

Ten melajukan mobilnya menuju sebuah gudang yang sudah tak berpenghuni. Sepanjang perjalanan, Ten terus memeriksa keadaan Lia di kursi belakang, jaga-jaga kalau Lia bangun lebih cepat. Tak butuh waktu lama untuk sampai karena jaraknya tidak terlalu jauh. Gudang itu memang sudah lama kosong tapi terlihat teurus sebab Taeyong dan teman-temannya menjadikan tempat itu sebagai markas.

Begitu sampai, Ten segera mengeluarkan Lia dan mengangkatnya lalu membawanya masuk. Tidak butuh tenaga ekstra sebab tubuh Lia sangat ringan. Ten meletakkan Lia di atas sofa panjang lalu mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar kemudian mengirimkannya pada Taeyong.

Selagi menunggu kabar dari Taeyong, Ten menyiapkan senjatanya di sofa yang satunya sambil menunggu Lia terbangun. Bahkan Ten tidak perlu mengikat tangan dan kaki Lia karena hanya dengan menggunakan Jaemin sebagai alasan, Lia pasti akan diam.

"Jaemin akan segera ke sana, siapkan senjatamu dan langsung saja bunuh kalau memungkinkan. Untuk Lia, itu terserahmu. Mau kau tiduri atau apalah, terserah dirimu."

ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang