Part 20

943 155 45
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Jaemin kadang kesal pada dirinya sendiri sebab akhir-akhir ini dia begitu menginginkan Lia. Padahal dia sudah berjanji untuk tidak semakin menyakiti Lia karena tindakannya. Dia tidak mau semakin menyeret Lia ke dalam masalah ini. Dia tidak mau semakin meninggalkan bekas luka pada Lia. Tapi pada akhirnya, dia kembali membawa Lia ke apartemennya.

Dan kini, Jaemin berusaha mati-matian untuk tidak menyentuh Lia— menyentuh dalam artian merengkuh tubuh Lia ke dalam sebuah pelukan hangat. Baik Lia maupun Jaemin, mereka berdua sama-sama diam. Tidak dipungkiri kalau Lia juga sedang berusaha menahan perasaannya yang membuncah.

Apalagi tadi, Jaemin langsung terlonjak kaget saat mendapat pesan dari Taeyong dan mengingat ucapan Yuta. Dan saat ini, Jaemin sedang bingung bagaimana caranya menjelaskan situasi ini pada Lia. Bahkan masih jelas dalam ingatannya bahwa dia menyuruh Lia mencari laki-laki lain, tapi sekarang kalau Jaemin meminta Lia untuk tetap berada di dekatnya, itu akan terdengar sangat lucu di telinga Lia.

Persetan. Jaemin akan mencoba.

"Jangan pergi ke mana-mana sendirian, usahakan kau bersama seseorang. Kalau pulang terlalu sore, minta temanmu itu untuk mengantarmu. Kalau sudah malam, jangan kelayapan sendiri di jalan. Intinya, pastikan kau selalu bersama seseorang," ujar Jaemin tanpa menatap Lia.

Lia terkekeh. "Apa aku tidak salah dengar? Yang benar saja, dengar ya, Na Jaemin atau Ares atau apalah, bukankah kemarin kau sendiri yang memintaku mencari laki-laki lain dan memintaku untuk tidak menyukaimu lagi? Kenapa sekarang kau malah mengaturku semaumu? Memangnya kau siapa? Hubungan kita sudah berakhir jadi di sini kau tidak berhak melarangku melakukan apapun yang ku mau."

Benar 'kan, Lia pasti akan membantah. Jaemin menghembuskan napas kasar dan mengusap wajahnya frustasi lalu melempar bantal sofa hingga terpental pada wajah Lia. Merasa frustasi apakah dia akan memberitahu Lia yang sebenarnya atau tidak.

Lia memekik karena bantal sofa itu mengenai wajahnya. "Apa-apaan! Kalau kau kesal padaku jangan seperti ini. Dasar egois! Kemarin ingin aku pergi dari hidupmu, sekarang malah mengaturku semaumu." Lia membalasnya dengan melempar kembali bantal sofa itu dan mengenai kepala Jaemin.

"Bisakah kau menurutiku sekali ini saja agar hidupmu aman?" Jaemin mendelik sebal dan beranjak berdiri di depan Lia sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. "Ok, aku memang egois dan inilah sifatku!"

"Apa aku berada dalam bahaya? Apa nyawaku terancam?" tanya Lia lalu mendongak untuk menatap Jaemin. Melihat raut wajah Jaemin yang memang terlihat khawatir membuat Lia tersenyum tipis. "Sepertinya iya. Baiklah, aku akan menjaga diriku sendiri, kau tidak perlu dan tidak usah khawatir. Urusi saja dirimu sendiri dan pekerjaanmu, jangan pedulikan aku. Hubungan kita sudah berakhir jadi berhenti ikut campur urusanku dan berhenti menyeretku sesuka hatimu seperti tadi. Aku akan mencari laki-laki yang lebih baik darimu dan akan membuatmu menyesal sudah memperlakukanku semaumu!"

Lia beranjak lalu mendorong tubuh Jaemin dan meraih kunci mobilnya yang ada di tangan Jaemin tapi Jaemin menjauhkannya dari jangkauan Lia.

"Aku akan mengantarmu." Jaemin kembali meraih jaketnya.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri. Berikan kunci mobilku!" desis Lia.

"Aku, akan, mengantarmu, pulang!" Jaemin menekankan setiap kata sambil menatap lurus ke arah mata Lia.

Lia tertawa sumbang. "Lihatlah dirimu, sepertinya memang ini sifat aslimu. Aku semakin ingin memukulmu." Lia menghentakkan kakinya karena kesal dan berjalan lebih dulu.

ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang