Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)
*
"Na Jaemin, code name Ares. Lee Jeno, code name Dion. Jelaskan!" suara berat di balik meja itu menginterupsi pendengaran mereka. Tatapan mata tajam itu selalu terlihat menusuk sebab kasus yang mereka kerjakan belum menemukan titik terang.
Jaemin dan Jeno selalu takut saat berhadapan dengan laki-laki itu. Apalagi kalau kasusnya belum menemukan titik terang maka kedua orang itu harus menyiapkan mental agar tidak terkejut saat mendapat teriakan dari si ketua.
Papan nama bertuliskan Jung Jaehyun itu terpampang dengan jelas di atas meja. Melihat namanya saja sudah membuat Jaemin dan Jeno merinding apalagi sampai bertatapan mata, oh sungguh, bisa saja mereka terbunuh saking tajamnya.
"Belum ada pergerakan." Jaemin memberikan keterangannya. "Saat ini lokasi markasnya masih sama dan belum ada pergerakan yang signifikan."
Suara pulpen yang diketuk di atas meja bahkan terdengar sangat menyeramkan di tengah keheningan yang melanda setelah Jaemin memberikan laporannya.
"Baiklah, kalian bisa keluar." Jaehyun menutup laptopnya dan malah mengikuti kedua orang itu untuk keluar.
Mereka bertiga memilih menuju rooftop setelah sebelumnya membeli kopi pada mesin penjual otomatis yang disediakan di Kantor Angkatan Darat Tentara Korea.
Ya, Jaemin dan Jeno saat ini berstatus sebagai intel tentara. Kedua orang itu sudah bekerja sejak empat tahun yang lalu dan sekarang sedang menjalankan sebuah pengintaian terhadap kelompok terorisme bernama No Mercy. Kelompok No Mercy menjadi incaran intel tentara karena secara terang-terangan memberitahu niat mereka untuk menghancurkan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Park Jungsoo.
Aksi No Mercy sudah terjadi sejak empat tahun yang lalu namun pergerakan mereka sama sekali belum dapat diprediksi dengan baik. Sehingga banyak korban yang sudah berjatuhan dari kalangan Tentara ketika hendak memberantas kelompok tersebut.
Dan kini, Jaemin serta Jeno yang tergabung dalam kelompok Black Shadow sedang melakukan aksinya yaitu memata-matai seseorang yang diduga anggota dari No Mercy.
Jaehyun menyodorkan sebungkus rokok di hadapan Jaemin dan Jeno lalu kedua orang itu meraihnya. "Kalau sampai sebulan ke depan tidak ada perubahan, Lee Taeyong akan murka karena dia harus melaporkan situasinya pada Presiden Park," ujar Jaehyun seraya mengepulkan asap rokoknya.
"Kalau di dalam ruangan Kak Jaehyun menyeramkan. Kalau santai begini kita bisa bucara santai sambil menikmati kopi sore dan sebatang rokok." Jaemin menyuarakan isi hatinya yang diangguki oleh Jeno.
"Iya, kita sampai gugup kalau mau melaporkan situasinya pada Kak Jaehyun." Jeno terkekeh pelan sambil menyeruput kopinya. Jaehyun hanya mengulas senyum tipis. "By the way Kak, apa Kakak masih menjalin hubungan dengan Kak Rose?"
Jaehyun menggeleng pelan. "Sudah tidak, dia tidak mau lagi denganku karena tahu pekerjaanku. Kenapa kalian tiba-tiba bertanya? Mau mencari pacar?" tanya Jaehyun.
"Kalau aku tidak dulu, karena mantan terakhir kemarin sepertinya memang tidak mau lagi padaku. Aku sering membohonginya dan dia sadar lalu akhirnya ingin putus. Jadi, aku mengiakannya." Jeno tersenyum miris mengingat perjalanan kisahnya bersama seorang perempuan bernama Hwang Yeji.
Menjadi anggota rahasia tentara korea mengharuskan Jeno maupun Jaemin dan juga Jaehyun merahasiakan identitasnya pada siapapun kecuali pada orang yang benar-benar mereka percayai seperti orang tua. Tapi pada dasarnya, ketiga orang ini sudah tak punya siapa-siapa lagi jadi pekerjaan berbahaya seperti ini bukan hal yang serius bagi mereka. Bahkan sejak awal mereka dilatih, kata mati bukan sesuatu yang menakutkan bagi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]
Fanfiction[TERBIT dan MASIH DAPAT DIBELI] We all have a story we will never tell. ©dear2jae 2021.