Part 3

1.5K 224 25
                                    

Jangan lupa vote atau komen ya temen-temen, terima kasih:)

*

Kalau tidak memikiran orang-orang di sekitar yang akan bangun jika dia berteriak, maka Jaemin sudah berteriak keras dari tadi. Baru saja sampai di depan lobi apartemennya, Jaemin sadar bahwa dia tidak menenteng plastik belanjaannya. Kalau tidak memikirkan perutnya yang kosong maka Jaemin tidak akan rela putar balik untuk mengambil plastik belanjaannya.

"Sialan, bodoh!" gerutu Jaemin sepanjang perjalanan.

Tidak butuh waktu lama memang karena mini marketnya berada di area sekitar apartemennya. Pandangan mata Jaemin tertuju pada Lia yang masih duduk sendirian. Lalu tatapan mereka bertemu ketika Jaemin berdiri tepat di hadapan Lia. Dia kemudian meraih plastik belanjaannya.

"Katanya bisa pulang sendiri, kenapa kau masih diam di sini?" tanya Jaemin.

"Bisa tapi kakiku masih sakit." Lia masih menjawab dengan nada ketus.

"Mau istirahat sampai kapan, nanti mini marketnya tutup dan kau sendirian di sini."

"Kau pergi saja, tidak usah sok peduli. Apa kau tidak dengar aku bilang apa, kakiku masih sakit jadi terserah aku mau pulang kapan saja."

Dasar tidak peka, itu kode bahwa Lia ingin dibantu tapi ya laki-laki kaku seperti Jaemin memangnya paham apa.

"Mau dibantu?" tanya Jaemin.

Lia berdecak. "Kenapa tidak dari tadi menawarkan bantuan, astaga. Jadi laki-laki itu harus peka."

Jaemin sukses mengulas senyum tipis oleh ucapan Lia. "Di papah atau digendong?"

"Terserah kau saja, kau menawarkan bantuan aku sudah bersyukur."

"Ya sudah, ayo naik." Jaemin berjongkok lalu Lia memegang erat plastik belanjaannya kemudian naik ke punggung Jaemin.

Jaemin kemudian berjalan menyusuri jalan setapak setelah Lia memberitahu ke mana arah rumahnya.

"Aku tidak berat, 'kan?" tanya Lia.

"Berat."

"Aku ringan ya, ini karena belanjaannya yang banyak makanya berat." Lia protes.

Jaemin terkekeh. "Kau tidak takut aku berbuat jahat? Kita tidak kenal satu sama lain dan kau malah mau-mau saja ku gendong, bagaimana kalau aku jahat padamu?"

"Memangnya kau mau berbuat jahat?"

"Aku hanya bertanya."

"Tidak, lagipula kemarin kita pernah bertemu dan kau memberiku payungmu. Kau juga terlihat seperti laki-laki baik jadi tidak mungkin berbuat jahat." Lia mengutarakan pemikirannya.

'Aku bukan laki-laki baik.' Jaemin membatin. 'Kau hanya belum tahu siapa aku.'

Jaemin tidak menimpali, dia memilih diam hingga akhirnya sampai di depan rumah Lia.

"Terima kasih, jangan sombong kalau aslinya baik."

"Apa maksudmu?"

"Ya, tadi kau mengatakan aku bisa membuang payungnya, menyuruhku pulang sendiri karena memang tidak mau membantuku. Tapi ternyata kau orangnya baik, mengantarku sampai rumah." Lia tersenyum kecil.

'Berpikirlah sesukamu. Aku jadi penasaran bagaimana kalau seandainya kau tahu siapa aku.'

"Ya sudah, aku pulang." Jaemin kemudian berlalu pergi setelah memastikan Lia masuk.

ALL MEN DO IS LIE [JAELIA✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang