#10~Kecurigaan Umi.

390 36 4
                                    

HAPPY READING ❤

****
Haykal pulang lebih cepat dari biasanya sesuai dengan permintaan Absya kepada dirinya.

"Gue pulang dulu yaa.." Ucap Haykal ke Azfar tak enak hati.

"Lah, tumben. Ada apa?" Tanya balik Azfar yang tak biasanya Haykal pulang awal.

"Si Aca noh udah chat gue dari tadi nyuruh pulang, gue juga ngga tau kenapa." Ucap nya santai.

"Yaudah, pulang aja ngga papa. Siapa tau emang ada sesuatu yang penting." Jawab Azfar sambil tersenyum.

"Okay, makasih yaa.. Gue pamit dulu yaa.. Assalamualikum."

"Waalaikumsalam." Jawab Azfar dan Dafa kompak.

***
Aca sedari tadi tak keluar kamar sama sekali. Ia masih asik dengan dunianya sendiri di kamar.

Sesekali dirinya mengecek Haykal udah pulang apa belum.

"Manaa sihhhh Gus Haykal dari tadi belum pulang jugaa..." Eluh nya dari dalam kamarr.

Ckrikk...

Terdengar suara pintuu kamar terbukaa, Absya pun langsung menoleh kearah siapa yang datang.

Benar itu adalah suaminya, Haykal Nufail Al-Farabi. Dengan bahagianya Absya segera berlari menghampiri Haykal yang masih berdiri diambang pintu kamar.

"Gusss Haykalllll..." Teriaknya senang. Dengan sigap ia langsung memeluk Haykal erat dan membuat Haykal bingung akan sikap Absya yang tiba tiba berubah.

"Kamu kenapa si sayang?" Tanya Haykal sambil menerima pelukan itu. Bukannya tidak senang atau apa, tapi Haykal hanya memastikan siapa tau gituu si Absya kayak gini karena ada maunya.

"Kangennn..." Jawabnya singkat.

"Tumben, kamu lagi ngga ada maunya kan?"

"Ihhh, Gus Haykal kok gituu sih." Rengek Absya.

"Ya kan cuma nanyaa Ca.. Ya Allah salah lagi." Eluhnya.

Absya melepas pelukan Haykal dan menyuruhnya untuk mandi dan juga sholat.

****
"Bang Adhif sayang Rafa ngga?" Tanya Rafa tiba tiba yang duduk disamping Adzar.

"Lah, ngapain tanya gituu?" Tanya balik Adzar heran.

"Jawab duluuu bang." rengek Rafa.

"Ya sayang lah, abang tuh sayang sama semua adik adik abang. Sayang bang Haykal, sayang mba Ara dan sayang Rafa juga." Jelas Adzar sambil mengelus puncak kepala Rafa.

"Benerann sayang?" Tanya Rafa memastikan kembali.

"Lah kok gue curiga ya ma si bocil ini." batin Adzar.

"Iyaa dek beneran dong." Jawab Adzar.

"Kalo sayang, beliin Rafa mainan yang banyak." Ucapnya penuh keyakinan.

"Ogahh,,, jebak guee lo yaa..." Jawab Adzar teriak.

"Yaudah, Rafa bilangin buyaa." Jawab Rafa sedikit akan menangis.

Adzar pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu, bisa bisa nya ia tertipu oleh jebakan sang adek bontot ini.

"Iya deh ntar abang beliin." Jawab Adzar pasrah dengan keadaan.

Rafa yang senang pun melompat lompat di atas kursi sesekali mencium pipi Adzar yang membuatnya geli tapi masih bisa tertawa juga.

Adzar juga tak mau kalah dengan Rafa, ia langsung memeluk Rafa dengan erat dan menggelitiki nya sampai ia tertawa terbahak bahak.

Better With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang