#22~Ikut campur

97 23 1
                                    

Happy reading ♥

------------------------------------------
"Gus?"

"Hayo, tadi kenapa ngomel-ngomel sendiri? Apa sih yang mau diceritakan ke Haykal?"

"Loh, denger?"

Haykal menganggukkan kepala.

"Jam segini pulang ada apa? Masuk aja cepet." Ujar Farhan berusaha menutupi serta meembuat agar Haykal tak menoleh ke samping.

"Kok ngusir? Ada apa sih?" tanya Haykal terus menerus.

"Allahuakbar." Kaget Dafa yang tak sengaja mengetahui pemandangan yang menurutkan tak sedap dilihat.

"Haykal." Panggil Dafa.

"Apa?"

"Buruan ambil..." Suruhnya, ia takut jika masalah baru akan terjadi dirumah ini.

"Oke." Jawab Haykal tanpa curiga.

Haykal segeraa masuk ke ndalem dengan enteng dan mencari laptop yang akan ia bawa ke Cafe, sekaligus beberapa kaos pendek dan juga celana untuk ganti. Karena ia masih belum ada rencana pulang, mungkin jika pulang hanya sebentar.

"Kok istri gue kagak ada yak?" Tanya nya pada diri sendiri.

"Au ah, paling lagi disuruh umi kemana gitu." Pikir nya positif.

Haykal segera kembali menghampiri Dafa yang tengah duduk di teras depan bersama kang Farhan.

"Abdul, gue udah ni yok berangkat." Ujar nya ketika sampai didepan.

"Eh wait, mau nuker sendal bentar." Ucapnya kembali.

"Ngga usah, buruann sini woe. Nanti ditungguin Azfar." Ujar Dafa segera menarik lengan Haykal.

"Ta tapi ."

"Ngga usah banyak omong. Ayo." Ajak Dafa untuk segera pergi dari ndalem.

"Kang, Haykal pergi dulu bay bay." Ujar Haykal sambil melambaikan tangannya ke Farhan.

Dafa menoleh ke arah Farhan lalu memberikan kode agar Farhan tidak menceritakan apa yang dia liat tadi. Takutnya Haykal malah emosi disini.

Farhan menganggukkan kepalanya pelan sampai akhirnyaa Dafa dan Haykal pergi meninggalkan Farhan yang masih berada disana.

***
"Udah Sya, masuk gih. Dilihatin para santrii ntar ngga enak." Ucap Adzar memintaa Absya untuk masuk ke ndalem.

"Oke, abang juga jangan disini. Buruan masuk habis itu makan siang." Ucap nya memberikan perhatian.

"Widih, perhatian kali."

"Biasa aja.  Udah lah mau masuk dulu."

"Sya Sya, kenapa aku seneng banget ya sekarang adaa didekat kamu?" batinnya sambil menatap Absya yang makin lama makin jauh dari nya tak sadar hal itu membuat Adzar menampakkan gigi gingsul yang jarang ia keluarkan.

Adzar segera berdiri, ia ingin pergi sebentarr untuk mengecek tokonya yang berada tak jauh dari pondok. Namun, baru saja ia berdiri tiba tiba tangannya di raih oleh seseorang yang membuatnya kaget.

"Eh. Farhan.." Ucapnya kaget sambil melihat ke arah Farhan.

"Maaf gus, tapi saya ingin bicara sama jenengan." Ujarnya yang masih sangat formal.

"Bicara apa?"

"Tidak disini gus, mari ikut saya."

Farhan membawa Adzar ke tempat yang sepi dari santri, ia menyuruh Adzar duduk dengan sopan di gazebo tempat biasa yang digunakan para kang ndalem ataupun Haykal.

Better With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang