Sret
Dengan sigap Henderix menghentikan sebuah anak panah yang mengarah pada nya saat ia tertidur.
Tadinya Henderix sedang tertidur namun dengan sigap ia menahan dengan kedua jarinya tanpa membuka mata sekalipun.
Henderix menggerutu kesal pada pelaku yang mencoba membunuh nya pada malam hari begini. Dengan malas ia menegakkan tubuhnya lalu pandangan nya mengarah ke balkon, tanpa banyak kata ia melemparkan anak panah itu kearah balkon. Setelah nya, dengan santai kembali tidur.
Sebelum tertidur, Henderix menyunggingkan senyum tipis. Ia berpikir kenapa orang itu sangat bodoh, jika ingin membunuhnya hanya dengan senjata itu.
****
Max berjalan terburu-buru mencari seseorang. Tadi ia dipanggil oleh ayahnya untuk membahas tentang pertunangan yang akan diselenggarakan besok. Max yang tak tahu apa-apa hanya terdiam.
Kini Max mencari Kaila, satu-satunya yang ia yakini bahwa Kaila sudah pasti tau semuanya. Ini terlalu mendadak, Akhir-akhir ini Max pikiran nya selalu kosong ia seperti sedang dikendalikan oleh seseorang.
Max mencari Kaila sampai penjuru istana. Sambil mencari, pikiran nya memikirkan sikap aneh Kaila. Apakah Kaila adalah pelaku dari semua ini? Ia segera Menggeleng cepat.
Max berhenti sejenak, ia memikirkan tempat mana yang belum ia periksa. Seketika ia ingat, hanya ruang bawah tanah yang belum ia periksa. Aneh memang, mana ada seorang wanita mengunjungi ruang bawah tanah sendirian? Namun ia mengikuti firasat nya.
Max menuruni tangga bawah tanah, kali ini ia membawa obor agar memperjelas jalannya.
Suara pintu yang ditutup secara paksa pun terdengar. Membuat Max siap siaga, ia ingat kejadian beberapa hari terakhir saat ia mengunjungi tempat ini. Max sangat yakin bahwa ada seseorang yang sudah mengetahui bawah tanah ini.
Tak
Obor yang dipegang oleh Max jatuh seketika, saat orang itu berada dihadapannya.
Max menatap orang yang kini menatapnya juga. Ia menggeleng kan kepalanya, berharap yang ia lihat hanyalah ilusi semata. Namun, ini semua benar.
Orang itu menatap Max tanpa minat.
"K-kau..."tenggorokan Max tercengkat saking terkejutnya.
Lilyana Kaila.
Dia pelakunya, Max berusaha tidak percaya. Ia mencengkram kedua bahu Kaila dengan erat, seakan ia meminta jawaban bahwa Kaila bukanlah pelakunya.
"K-katakan kalau semua ini salah Kaila!"
Namun, yang ia dapat malah kedua tangannya yang ditepis kasar oleh Kaila.
"Ya! Aku adalah pelakunya... pelaku yang selama ini kalian cari."ucap Kaila lantang dengan sorot mata tajam. Benar, cepat atau lambat ia akan tertangkap basah.
Max tersentak ketika melihat sifat Kaila yang seratus derajat berubah.
"Aku menipu mu."satu kalimat yang membuat Max menggeram marah.
"Kau...Dasar wanita sialan!!"maki Max dengan mata yang memerah marah.
Bukan nya tersulut, Kaila malah terkekeh sinis menatap Max jijik.
"Ahh, padahal tinggal beberapa langkah lagi aku akan berhasil. Tapi kau sudah mengetahui nya ya?"ucap Kaila mendesah kecewa.
"Sialan! Apa yang kau ingin kan hah?!"teriak Max geram.
Untungnya ruang bawah tanah ini kedap suara hingga percakapan mereka tidak akan terdengar.
"Menggunakan mu dan ayah mu adalah hal yang paling mudah untuk membalas dendam ku pada kerajaan ini."ujar Kaila dengan riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Zea
FantasyMengalami kecelakaan namun tiba-tiba saat terbangun sudah berada ditubuh orang lain bagaimana bisa Zea tadi nya sedang membaca novel di dalam bus namun bus tersebut mengalami kecelakaan. Saat Zea terbangun ia sudah menjadi sosok antagonis yang tidak...