Transmigration Zea - 9

19.3K 2.3K 90
                                    

|Transmigration Zea|
Chapter 9

Happy reading!


"Aku tidak ingin ditampar lagi."

Hendrix dan Kaila membelalakan matanya, sedangkan Max menatap Allesia dengan tajam.

Tubuh Kaila bergetar ketakutan.

"M-maksud anda?"tanya Hendrix membeo.

Allesia menatap Max dengan datar. Hendrix pun mengikuti arah pandangan Allesia. Dan detik itu pun Henderix mengerti pelaku yang pernah menampar Allesia.

"Kakak?"tanya Hendrix menatap tajam kearah kakaknya. Sedangkan kakaknya memalingkan wajahnya enggan menatap adiknya.

Melihat kakaknya terdiam membuktikan bahwa dugaan nya benar. Dengan cepat Henderix membungkuk 90° derajat kearah Allesia.

Allesia melotot melihat Henderix yang terus membungkuk dihadapan nya.

"Nona Gristiam tolong maafkan kakak saya."Ucap Henderix membungkuk dalam.

"Pangeran."Ucap Allesia dan Kaila bersamaan.

Max mendesis tak suka melihat perbuatan adiknya. Menurutnya itu adalah hal yang pantas Allesia dapatkan karena tak menjaga sopan santunnya.

"Pangeran, tidak perlu."Ucap Allesia sambil menyuruh Henderix bangkit.

"Apa Anda mau memaafkan nya?"tanya Hendrix masih membungkuk.

Allesia bimbang disisi lain ia tak akan pernah memaafkan Max karena menampar nya. Disisi lain ia tak enak melihat Pangeran Henderix yang terus membungkuk.

Allesia menghela nafas,"emm, baiklah."

Kaila terkejut mendengar ucapan Allesia, berbeda dengan Henderix ia cepat-cepat menegakkan tubuhnya sambil tersenyum lebar.

"Terimakasih."Allesia mengangguk.

Max yang melihat itu mendecih menatap keduanya dengan sinis, lalu pergi meninggalkan keduanya diikuti Kaila.

"Baiklah kita masih akan berlatih kan?"tanya Hendrix mencairkan suasana.

Allesia terlihat ragu, ketika datang ke istana ini ia begitu semangat namun sirna begitu saja ketika bertemu dengan Putra Mahkota.

"Aku ingin pulang saja."Ucap Allesia

"Tidak boleh! Tidak ada penolakan."Ucap Henderix cepat dan meraih tangan Allesia kemudian menarik nya ke tempat latihan yang agak jauh dari posisi Max.

***

"Ternyata Anda sangat lihai."Ucap Henderix Sambil mengatur nafasnya.

"Saya anggap pujian."Ucap Allesia terkekeh pelan Henderix pun ikut terkekeh.

Keduanya duduk di bangku yang ada di dekat tempat latihan.

Setelah merasa cukup beristirahat sebentar Allesia pun membuka obrolan.

"Jika boleh tau, ada urusan apa anda menemui Duke?"tanya Allesia penasaran.

Transmigration Zea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang