•
•
•
"Putra mahkota?!"Zea benar-benar tidak menyangka secepat ini ia akan bertemu dengan pemeran laki-laki utama! Lagian sedang apa Putra mahkota ada disini huh.
"Karena kau sudah disini ayo kita mulai sekarang."ucap Brian datar.
Allesia segera menoleh kearah kakak pertamanya dengan raut horor.
"J-jadi a-aku melawan ka-kalian bertiga?!"ucap Allesia syok.
"Dengan ku."ucap Max sang Putra mahkota.
Lalu Allesia menoleh horor kearah Max, apa ia tak salah dengar? Yang benar saja! Zea baru menggantikan Allesia selama beberapa hari. Sudah disuruh melawan Max calon Raja kelak yang pastinya kuat.
"T-tapi--"belum selesai protes tiba-tiba seorang ksatria mendekat dan berlutut sembari menyodorkan pedang besar.
Lagi dan lagi Allesia melongo ketika melihat pedang itu. Dengan ragu ia mengambil pedang besar itu sembari menahan pedang besar itu tak jatuh karena oleng.
Allesia cemberut kakaknya memang tak berperasaan! Baru saja ia sadar sudah disuruh seperti ini, yang benar saja, jika dikehidupan sebelumnya pasti kakak laki-laki Zea selalu protektif padanya. Kalau disini bukannya protektif tapi menyiksa dirinya.
"Cepat."ucap Max membuat Zea sadar dari lamunannya dan segera mengangguk menghampiri Max yang sudah siap di tengah lapangan.
Brian maju dan berdiri diantara mereka berdua bendera merah digenggaman nya.
"Bersiap... mulai."teriak Brian.
Max pun maju terus menyerang Allesia dengan satu tangan membuat lengan hingga kaki Allesia terluka. Allesia menahan rasa sakitnya dan mengangkat tinggi-tinggi pedangnya dengan kedua tangannya lalu mulai melakukan penyerangan terhadap Putra mahkota namun bagi Max itu tak seberapa bahkan dengan lihai Max menghindar.
Pertarungan terus berlanjut dan Zea baru sadar jika banyak Ksatria yang menonton pertarungan nya dengan Max. Napas Zea memburu ia harus akui bahwa Max sangat lihai dalam pertarungan. Saat ini Allesia sedang terpojok didepannya Max mengacungkan pedangnya tepat di lehernya. Dilihat dari segi manapun keadaan Allesia sudah sangat kacau gaun pendeknya sudah penuh dengan debu juga darah segar yang menempel di gaunnya. Tapi tidak dengan Max bahkan baju nya masih rapi seperti beberapa saat lalu, ini sungguh tak adil.
Zea pov
Kini aku sedang terpojok tak adakah yang mau menolongku atau menghentikan pertarungan ini? Jika tidak aku bisa mati untuk kedua kali nya!
Kulihat banyak Ksatria yang memandang ku khawatir dan tak sedikit ada yang mendukung Putra mahkota.
Kulirik kedua kakak ku yang sedang menonton pertarungan ku dengan datar, hei apakah ini sikap kakak melihat adiknya yang akan sekarat? Yang benar saja! Oke sekarang aku mengerti kenapa Nana khawatir pada ku karna ini bukan latihan pedang!! Tapi latihan dibunuh!! huh.
Aku melihat Putra mahkota menyeringai kearak ku, hah menyebalkan. Ku menarik napas perlahan dan menyeka pelan keringat, lalu ku tatap tajam lawan ku dengan tekad dan keberanian ku cengkram pedang milik Max hingga tangan ku mengeluarkan darah namun aku tak peduli. Aku ingin memperlihatkan pada mereka bahwa aku bisa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration Zea
FantasiaMengalami kecelakaan namun tiba-tiba saat terbangun sudah berada ditubuh orang lain bagaimana bisa Zea tadi nya sedang membaca novel di dalam bus namun bus tersebut mengalami kecelakaan. Saat Zea terbangun ia sudah menjadi sosok antagonis yang tidak...