Transmigration Zea - 19

13.7K 1.3K 43
                                    

"kakak ada apa dengan mu?"tanya Allesia khawatir ketika melihat keadaan Eryk yang agak berantakan.

"Aku tidak apa-apa Allesia."jawab Eryk lembut, kemudian duduk bergabung di meja makan. Dan mulai makan dengan tenang.

Brian menatap adiknya itu, ia sudah tak tahan untuk bertanya tapi ia urungkan seperti nya adiknya ini harus beristirahat terlebih dahulu.

Duke menatap anak keduanya dengan tatapan menusuk. Ia yakin Putra nya ini melakukan sesuatu, ia tau Eryk mempunyai sifat yang gegabah.

Eryk yang merasa diperhatikan bagai mangsa pun menatap anggota keluarga nya dengan senyum tipis. Sebenarnya ia sedang mengendalikan detak jantungnya karena tatapan menusuk dari sang ayah.

Duke berdehem pelan agar semuanya berfokus kembali pada makanannya. Dan akhirnya mereka makan dengan tenang.

****

Keempat orang itu makan dengan tenang. Detingan sendok saling beradu.

"Ayah."panggil Max ketika makan malam sudah selesai.

Raja Davide yang awalnya akan bangkit dari duduknya pun mengurung niatnya. Lalu menatap Max anak sulungnya.

"Hm?"

"Aku ingin pertunangan ku dipercepat."pinta Max pada sang ayah.

Henderix yang mendengar pun tersedak air liur nya sendiri. Buru-buru ia mengambil minum dan minum nya hingga kandas. Lalu menatap Max dengan horor.

"Kenapa?"tanya Raja Davide.

"Akhir-akhir ini banyak kekacauan jadi ku pikir lebih cepat lebih baik."jelas Max singkat.

"Tapi justru itu, akhir-akhir ini banyak kekacauan dan mungkin saja pelakunya akan menghancurkan pertunangan mu."ucap Henderix tak setuju.

"Aku tak minta pendapat mu."Max menatap datar adiknya.

Henderix menyerengit melihat sifat kakaknya itu. Walaupun Henderix tau kakaknya itu selalu bersikap dingin tapi ini berbeda dari biasanya!

"Tidak bisa, keadaan kerajaan saat ini sedang genting."tolak Raja Davide.

Kaila menatap Henderix dan Raja bergantian tak lama ia berdecih dalam hati. Ia menggerakkan tangannya seketika bayangan hitam mengelilingi tangannya.

Bayangan hitam itu perlahan merayap di lantai itu dan dengan cepay melesat kearah Raja Davide.
Tatapan Raja Davide Puj mulai kosong.

"Ah tidak masalah, jika memang itu yang terbaik tidak apa-apa."ucap Kaila mengibaskan kedua tangannya sambil tersenyum anggun.

"Pertunangan kalian akan dipercepat."final Raja Davide dengan datar kemudia ia berlalu meninggalkan mereka bertiga.

Henderix menatap punggung ayahnya tak percaya. Baru saja ayahnya menolak dan kini ayahnya setuju. Ini aneh, sangat aneh apalagi tatapan dari sang ayah. Pandangan nya pun beralih menatap Kaila dan Max. Henderix memincingkan matanya melihat kedua pasangan itu dengan lekat.

"Kami permisi Pangeran."ucap Kaila mengintruksi

Henderix menatap Kaila aneh.
"Kau tidak pulang?"tanya Henderix.

Kaila terdiam sebentar, lalu max menjawab.
"Memangnya kenapa? Sebentar lagi dia akan tinggal disini."imbuh Max

"Tapi dia sudah memiliki kediamannya sendiri!"Ucap Henderix protes.

"Apa masalah mu? Ayah sudah mengijinkan nya tinggal disini begitu pun dengan ku."jelas Max menatap adiknya kosong.

"Itu kalian bukan aku!"sentak Henderix terbawa suasana.

Transmigration Zea Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang