Di sini ramai sekali oleh pedagang makanan. Yahhh, (Name) memang paling suka berwisata kuliner seperti ini malam-malam. Entah mengapa moodnya langsung bagus jika kami pergi ke tempat seperti ini. Sungguh, di sini ramai sekali. Mau tidak mau aku menggandeng tangan (Name). Jangan salah paham! Ini agar dia tidak hilang dikeramaian.
"Kau masih belum kenyang? Tadi sudah menghabiskan dua jenis makanan, nanti kau bisa sakit perut," tuturku yang tentu saja pasti tidak didengar olehnya.
"Belum. Aku mau puas-puasin dulu. Kau gak mau nyobain? Nih."
Dia menyodorkan eskrim strawberrynya.
"Tidak mau," ucapku singkat.
"Yahh sayang sekali. Padahal enak banget."
Sengaja sekali dia berbicara dengan nada centil seperti itu. Dengan cepat dia berjalan meninggalkanku, melepaskan genggaman tanganku. Dia sengaja melepas genggamanku? Dasar! Baiklah, kalau dia tidak mau digandeng.
Errr. Tapi aku tidak tenang membiarkannya berjalan di depanku, saat mata beberapa pria mesum itu melihat ke arahnya.
Inginku colok mata mereka itu. Kutatap balik mereka, aku memincingkan mataku, memberikan death glare pada mereka.
Dia milikku, dasar cowok mesum!
"Hey, Cebol! Jangan jauh-jauh!" tukasku mensejajarkan langkah kami. Kuraih tangannya.
Dia menoleh melihat tangan kami yang bertaut.
"Supaya kau tidak hilang," tukasku memberi penjelasan.
Tangannya sangat pas sekali di telapakku. Rasanya ... nyaman. Diam-diam aku mengulas senyum kecil.
Awal kami berpacaran, aku tidak suka yang namanya skin ship, risih dengan sikap manja (Name) yang terkadang berlebihan dan tidak tahu tempat. Tentu saja itu membuatku malu. Dia dengan mudahnya mengungkapkan perkataan cinta di depan umum, sedangkan aku sangatlah anti dengan hal itu.
Tapi sekarang aku tidak akan menahannya untuk mengumbar kata cinta di depan umum, jadi aku tidak usah repot-repot mengklaim bahwa dirinya adalah milikku.
"Kei-kun, kau mau tidak? Tuh lihat! Ada strawberry shortcake!" tukasnya dengan antusias sembari menarik-narik tanganku.
Aku mengikuti arah pandangannya. Tiba-tiba aku jadi ingin memakannya.
"Menurutmu enak tidak?" tanyaku menoleh.
"Dicoba saja, Kei-kun. Kau kan dari tadi baru makan sedikit."
"Baiklah."
Sembari menunggu, (Name) terus mengajakku berbicara. Dari kejauhan aku melihat sesuatu, sepertinya tidak asing.
Aku terkejut dan dengan segera membelakangi orang tersebut. Kumohon jangan sampai dia mengetahui keberadaan kami. Arrgghh, menyebalkan. Mengapa harus di saat seperti ini? Ya Tuhan selamatkan aku.
"(Name) bisakah kau diam sebentar? Sstttt!" tukasku memegang pundaknya untuk berhenti.
Sedari tadi dia heboh sekali.
"Kau kenapa?"
Sepertinya dia curiga melihat sikapku.
"Sudahlah, bisakah kau diam sebentar?"
"Kenapa sih, Kei-kun?"
Sengaja sekali dia malah melompat-lompat kecil.
"Hey, Tsukishima Kei!! Benarkan kau Tsukishima!!"
Deg
Oh tidak. Aku menghela napas.
***
See you next chapter!
#skrind🦊Cr gambar : pinterest

KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Tsukishima Kei X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Tsukishima Kei x Reader- Complete : 7 Juli 2021