Semalaman Tsuki menunggu (Name) pulang. Entah sudah berapa banyak usahanya untuk menghubungi (Name), selalu berujung tidak membuahkan hasil. Handphone (Name) tidak aktif.
Sungguh hal ini membuat Tsuki sangat khawatir. Semua salahnya. Dia terus saja merutuki dirinya yang tidak berguna.
Bagaimana dia bisa tidur tenang, kalau istrinya saja entah berada di mana. Apa dia baik-baik saja?
Malam itu Tsuki tertelan rasa bersalah dan tenggelam dalam kalut.
***
(Name) meringkuk di atas kasur hotel yang empuk. Dirinya sedari tadi menangis hingga sesegukkan.
Dia sengaja mematikan handphonenya, untuk saat ini dia hanya butuh waktu sendirian. Dirinya sangat ketakutan.
Dia tau, Hana pasti tidak akan menyerah setelah bertemu dengannya waktu itu. Dia tau Tsuki tidak akan tergoda dengan Hana, namun perasaan ragu melanda.
Hana lebih cantik darinya, dia muda, memiliki senyum manis, dan sangat jauh darinya. Yang dapat (Name) lakukan hanyalah berdoa, agar Tsuki tidak tergoda dan berpaling darinya.
Tapi, tadi sore dia melihat Tsuki berduaan dengan hana, tampak Tsuki yang tertawa dihadapan wanita itu.
Sial, aku sangat kesal.
***
Tsuki telah berdiri di depan kantor (Name) sejak jam enam pagi. Menunggu (Name) datang. Sekitar satu jam kemudian, Tsuki melihat (Name) berjalan dengan tatapan kosong hingga tidak menyadari kehadirannya.
"(Name)," panggil Tsuki berlari menghampiri (Name).
Menyadari hal itu, dengan cepat (Name) berlari ke dalam kantor, menjauhi Tsuki. Dan wanita itu berhasil kabur dari Tsuki setelah menaiki lift.
"Sial!" umpat Tsuki.
***
Benar saja dugaan (Name). Tsuki menunggunya di sana dengan setelan kemeja pulang kantor.
"Kau tidak bisa seperti ini (Name). Masalah seperti ini harus diselesaikan dengan kepala dingin," kata Kyoto memberi nasihat.
"Aku takut."
"Hadapi masalah ini bersama, kau pasti bisa."
Kyoto tersenyum, menggenggam tangan (Name) menguatkan. Keduanya berjalan keluar kantor. Netra coklat Tsuki berbinar.
"(Name)." Tsuki langsung menghampiri (Name) yang baru saja keluar dari kantornya.
Pria itu tampak sedikit berantakan. Kyoto mengangguk pelan dan tersenyum.
"Halo, Tsukishima-san. Kutitip (Name) ya."
"Arigatou, Kyoto-san."
Tsuki membungkukkan badannya ketika Kyoto melangkah pergi. Dan kembali menatap (Name).
"Aku ingin bicara denganmu."
(Name) menguatkan hatinya.
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Tsukishima Kei X Reader
Fanfiction(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Tsukishima Kei x Reader- Complete : 7 Juli 2021