(1) Es hidup

7.8K 726 86
                                    

Aku berusaha untuk tidak mengeluarkan suara, tidak ingin membangunkan es hidup di sampingku ini. Aku sudah terbangun sejak sepuluh menit yang lalu, dan kini aku tenggelam dalam khayal. Benarkah aku sudah menikah? Ditambah lagi, aku menikah dengan manusia es ini? Ini bukan mimpi kan?

Sedari tadi aku berusaha menyadarkan diri, takut-takut ini hanyalah mimpi di siang bolong.

Terpatri jelas guratan kukuku dipunggungnya. Pipiku memerah membayangkan kejadian semalam. Tanganku terulur menyentuh goresan itu. Luka itu terlihat memerah, aku jadi merasa bersalah padanya. Tapi, siapa suruh membuatku menangis semalam.

"O-oha-yo, Tsuki-kun."

Dengan cepat kutarik tanganku ketika dia membalikkan tubuhnya. Ya Tuhan dia menatapku, tanpa kacamatanya, rambut kuningnya yang turun dan tanpa baju. Dan bodohnya aku masih memanggilnya dengan panggilan itu. (Name) bodoh.

"Kau ... ngapain?" tanyanya dengan suara khas bangun tidurnya. Ya Tuhan inikah yang namanya surgamu.

"T-tidak."

"Tadi kau panggil aku apa?" tanyanya cepat.

Kini matanya seperti menginterograsiku.

"Apa?" aku berusaha mengelak.

Tidak. Kini dia menindihku. Aku memegang selimutku, agar tidak turun.

"Kau masih belum membiasakan diri ya, Nyonya Tsukishima?" ucapnya pelan tepat di depan wajahku.

Pipiku memerah, hatiku menghangat. Ternyata ini bukan mimpi. Dia semakin mendekatkan wajahnya.

"M-maaf, Kei-kun."

Reflek tanganku menahan dadanya, membuatnya berhenti.

"I-ni tidak seperti Kei yang kukenal," kataku pelan. Perlakuannya ini jauh sekali dengan sikapnya yang seperti biasa. Kulihat wajahnya sedikit memerah.

"Aku berusaha menjadi suami r-romantis, bodoh!"

Aku terkesiap. Serius ini Kei yang kukenal?

"Eeee. Serius? Memangnya es sepertimu bisa melakukannya?" tanyaku menggodanya pelan.

Kulihat dia berdekhem pelan, seperti salah tingkah.

"Bisa. Kau butuh bukti kan?" tukasnya.

Cupp

Ya Tuhan. Dia menciumku-lagi. Salah satu tangannya mengusap rambutku, belum lagi lumatan bibirnya yang sungguh lembut, membuat darahku berdesir. Jemari kuselipkan di rambut kuningnya, karena dia suka diperlakukan seperti ini saat kami berciuman. Kei memperdalam ciuman kami.

Ahh, sungguh. Sangat memabukkan sekali. Selang lima menit kemudian, kami menyudahi aktivitas kami. Napas kami memburu, kini aku bertatapan dengannya.

"Jadilah Kei yang kukenal," ucapku pelan. Kuraih wajahnya.

"Kau tidak perlu menjadi tokoh di novel untuk menjadi romantis. Cukup kau menjadi dirimu sendiri, itu sudah cukup untukku, Kei-kun."

Kuulas senyum tipis. Kini wajahnya memerah.

"Sial, kali ini aku kalah darimu."

Nada bicaranya melembut. Kuberkhayal Kei menggunakan sisi lembut seperti ini setiap hari. Ya hanya berkhayal. Selama tiga tahun kami berpacaran, dia sangat jarang menunjukkan sisi seperti ini, mungkin bisa dihitung pakai jari.

Ya, kami kenal saat duduk dibangku kuliah, dan aku semakin menyukainya saat melihatnya bertanding volly di Sendai Frog. Pria dingin seperti es, sifatnya yang salty, tubuhnya yang tinggi menjulang bagai tiang listrik.

Ah mungkin dia akan marah dibilang tiang listrik, dia lebih senang dibilang 'tinggi menjulang bagai dinosaurus'.

Pada awalnya aku tidak menyangka, pria sedingin dan sesalty Kei menyukai dinosaurus? Sungguh, langka.

"Kei, kita buat sarapan yuk. Aku sudah lapar."

"Beri aku ciuman sekali lagi."

Aku terkekeh pelan, tentu saja aku menurutinya.

Cupp

Dia pun menyingkir dari tubuhku. Sedetik kemudian aku baru sadar, kalau aku tidak mengenakan pakaian sehelai pun.

"Kei, jangan melihatku! Cepat balik badan," ujarku sedikit berteriak.

"Bodoh, aku kan sudah melihat tubuhmu dari atas hingga bawah. Kau lupa?"

Perkataan pria ini benar-benar ceplas ceplos.

"Aku bawa selimutnya ya," aku mulai membalut tubuhku dengan selimut.

Protes Kei berteriak, "Hey! Aku juga naked!"

"Punyamu tutupi saja dengan bantal sebentar!"

Setelah berhasil memenangi selimut, aku segera berlari ke kamar mandi.

"Dasar, cebol!"

***


See you next chapter!
#skrind🦊

Cr foto : @i_am_roji

Become His Wife? | Tsukishima Kei X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang