(21) 1st Anniversary

4.1K 419 32
                                    

"Sudah kubilang, biar aku saja!" keluh Tsuki merebut belanjaan yang ada di tangan (Name).

"Itu tidak berat bagiku."

"Ini berat."

(Name) mendengus. Semenjak mereka mengetahui kalau (Name) hamil, Tsuki menjadi sangat protektif. Hal sekecil apa pun, jika dapat membuat (Name) kelelahan, pria itu akan mengambil alih dan mengomel ini itu. (Name) pun juga tidak boleh makan sembarangan.

"Nanti kau juga akan membantu membuat cake anniv denganku?"

"Tentu saja."

"Memangnya kau bisa?"

"Bisa."

Sesampainya di rumah, mereka langsung menata barang belanjaan. Hari ini adalah anniversary 1 tahun pernikahan mereka. Dan ini adalah ide (Name) untuk membuat cake di rumah.

"Kei-kun, tolong ambilkan mixer di rak atas."

Tsuki pun mengambilkan kotak mixer tersebut.

"Arigatou."

Tsuki menyadari satu hal, tangannya mengambil apron coklat yang digantung di dekat peralatan masak. Membalikkan tubuh (Name) dan memakaikannya.

"Pakai ini, nanti bajumu kotor," ucap Tsuki mengikat tali apron.

"Sini lengan bajumu perlu digulung," lanjutnya.

(Name) tersenyum, "Suamiku manis sekali."

"Diamlah," desis Tsuki.

"Kau juga."

Kini giliran (Name) yang menggulung lengan baju Tsuki. Setelahnya mereka membuat cake dengan damai.

***

"Kau ingin warna apa?"

"Terserah kau saja."

"Baiklah."

Akhirnya (Name) menghias cake tersebut, tidak begitu mewah, hanya sederhana saja, yang penting bisa dimakan berdua.

Akhirnya (Name) menghias cake tersebut, tidak begitu mewah, hanya sederhana saja, yang penting bisa dimakan berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah selesai, (Name) membawa cake tersebut ke ruang tamu. Di mana Tsuki sedang menghias ruangan tersebut dengan beberapa confeti, cukup sederhana.

Tsuki melihat cake yang mereka buat tadi. Terdapat tulisan "Happy 1st Anniversary".

"Kau pintar juga menghias cake."

"Tentu saja. Aku mempelajarinya dari video moutube."

***

"Gimana, enak tidak cakenya?"

"Enak."

(Name) tersenyum lebar.

"Habis ini kita mau ngapain?" tanya Tsuki.

"Kau maunya ngapain?"

Jika ditanya seperti itu, Tsuki juga bingung. Namun dia ingat ucapan dari Kuro tadi siang, masalahnya Kuro menyarankan untuk hmmm, melakukan hubungan suami istri.

Dalam hati, tentu saja Tsuki mau. Namun tetap saja dia takut, karena (Name) sedang hamil.

"A-ku mau ... hmm, apa tidak masalah," ucap Tsuki terbata, (Name) menatap pria itu.

"Aku memintamu untuk melakukan. Hmmm. You know. When i'm in the mood," lanjut pria itu.

Seketika (Name) paham yang dimaksud Tsuki, pipinya memerah dan salah tingkah.

"Ahh, aku paham."

"Tapi apa boleh?"

"Hmm, sebenarnya aku sudah melakukan riset di internet. Untuk kandungan lima bulan, itu tidak apa-apa, j-jika melakukan itu."

"Benarkah?"

"T-tapi kau harus melakukannya dengan intensitas sedang," lanjut (Name) cepat.

Tsuki berdekhem, "Kau mau?"

(Name) menggigit bibirnya, "Hmmm."

"Kalau kau tidak mau, aku tidak apa-apa. Kita lakukan hal lain aja."

Baru saja Tsuki ingin berdiri dari duduknya. (Name) menarik pria itu hingga tubuh wanita itu berada di atasnya dan mencium bibir Tsuki.

"Kenapa pergi? Aku kan belum menjawab."

Tsuki tersenyum nakal "Kurasa aku sudah tau jawabanmu, Baby."

***

See you next chapter!
#skrind🦊
Cr foto : pinterest

Become His Wife? | Tsukishima Kei X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang