4. ...

1.5K 251 18
                                    

Pernah mendengar istilah 'I hate monday'? Dari pekerja sampai pelajar selalu menggunakan istilah tersebut saat hari Minggu yang begitu santai, tenang, dan damai seketika harus berganti menjadi hari yang dipenuhi dengan kesibukan. Bahkan beberapa musisi dunia mengungkapkan betapa dibencinya hari Senin melalui sebuah lagu. Sebut saja "Manic Manday" dari Bangles dan 'Rainy Days and Mondays' dari The Carpenters.

Dulu saat Ali masih duduk di bangku sekolah, dia tidak mengerti mengapa orang-orang sering sekali mengatakan kalimat 'I hate monday'. Ini serius. Karena Ali sendiri tidak pernah yang namanya mengatakan kalimat tersebut. Iya, memang terkadang Ali suka malas bangun kalau sudah Senin pagi. Akan tetapi, dia tetap bangun dari tempat tidur dan bergegas ke sekolah. Sanking jenuhnya karena teman-teman satu kelasnya sering mengatakan kalimat 'I hate monday', Ali sampai menggerutu dengan suara pelan,

'Ada apa sih, dengan hari Senin? Lebay banget.'

Sampai ketika Ali mulai magang, dia baru tahu mengapa orang-orang sering mengatakan kalimat 'I hate monday.' Namun, sayangnya, Ali tidak bisa menjelaskan alasan yang dia dapat secara lisan maupun tulisan. Intinya setiap hari Senin datang, yang ada di dalam pikiran Ali begitu dia terbangun adalah,

'Gue benci Senin.'

Dan jika ada orang yang bernama Senin, mungkin orang tersebut akan sering sekali tersinggung jika tidak sengaja mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan jika mereka membenci Senin. Oh, malangnya Senin.

Satu lagi fakta tentang hari Senin yang Ali rasakan. Begini. Saat hari Sabtu dan Minggu tiba, Ali benar-benar berusaha untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya dari yang namanya pekerjaan yang bisa dibilang menguras fokus. Jadi, biasanya Ali akan pergi hangout bareng Prilly atau nonton film sampai muak bareng Safri di rumah. Ya ... intinya santai banget sampai Ali merasa tubuhnya jadi anak manja di weekend alias maunya rebahan terus. Tapi, herannya, meskipun sudah banyak waktu di hari libur Ali habiskan untuk rebahan, jalan-jalan, nongkrong, nonton film, ataupun tidur, Ali tetap saja merasa mengantuk dan lelah ketika Senin pagi datang. Ini benar-benar ... aneh. Dan yang lain, Ali merasa jika alarm ponselnya sama sekali tidak berguna untuk membangunkannya saat Senin pagi datang. Maka tak jarang Ali bangunnya itu jauh bangun dari jadwal yang semestinya. Akibatnya? Dia akan rusuh banget dan tentunya sensitif seperti bayi yang baru lahir.

Seperti Senin pagi hari ini, Ali sudah tidak terhitung mengomeli Safri yang sebenarnya tidak bisa dikatakan melakukan kesalahan fatal. Safri makannya lama, Ali mengomel. Safri lupa buka kunci pintu utama, Ali mengomel juga. Akhirnya Safri malas melakukan apa-apa. Dia tetap di kursi meja makan sampai Ali siap untuk berangkat ke kantor.

"Lo kayak cewek PMS, Cuk. Napa dah?"

"Telat gue. Lu kenapa enggak banguni gue, sih?"

"Ya ... kan, gue telat jugaaa, Bambang!"

Padahal mereka sama-sama telat bangun. Tapi, yang lebih kelihatan kesalnya itu Ali. Tahu deh. Safri juga tidak tahu kenapa sahabatnya itu hobi sekali mengomel tidak jelas setiap Senin pagi.

"Besok-besok gue enggak akan tidur setelah sahur. Musibah banget," gerutu Ali dengan fokus yang masih sepenuhnya ke ponsel.

"Mobil udah lo ambil?"

"Urung. Nanti gue ambil pulang kantor."

"Lah, ini lo pergi naik apa?"

"Ojol. Dah! Cabut gue."

Safri hanya menatap bingung pada Ali yang sudah berlalu dari ruang makan. Ya ... biasalah. Ali itu memang punya ketakutan tersendiri mengenai datang terlambat. Anaknya memang on time dari dulu. Makanya Safri sudah tidak heran kalau lihat Ali seperti kesetanan saat bangun terlambat. Padahal ya, telat versinya Safri sama telat versinya Ali itu beda banget. Kalau telat versi Safri itu adalah ketika dia bangun lima belas menit sebelum jam masuk kantor. Kalau versi Ali itu adalah ketika Ali bangun satu jam sebelum jam masuk kantor. Luar biasa memang.

Klasik by CATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang