Islam (di) Klingon

32 4 0
                                    

Klingon adalah sebuah planet fiksional dalam semesta Star Trek (ST) imajinasi Gene Roddenberry. Begitu fenomenalnya fiksi ilmiah tersebut, sehingga kultur alien—terutama Klingon, mendapat tempat di kehidupan banyak trekkis (sebutan bagi penggemar ST). Bahasa Klingon merupakan bahasa buatan dengan pengguna terbanyak.

Bangsa Klingon sangat sulit mengasimilasi budayanya yang mengutamakan kehormatan dengan kultur atau ajaran asing. Namun, ada persamaan antara Klingon dan manusia, karena sama-sama mempunyai Wil'yam Sheq'spir, yang di bumi lebih dikenal sebagai William Shakespeare.

Jika Hamlet mampu menggerakkan bangsa Klingon, maka penulis yakin, Al-Qur'an yang merupakan buku puisi alam semesta terindah ciptaan Sang Maha Penyair akan menjadi buku favorit mereka juga. Dan dengan begitu, maka akan ada MUSLIM Klingon.

Apakah Islam di Klingon akan berbeda dengan Islam yang ada di bumi? Atau juga dengan Islam di Vulcan yang sangat mengutamakan logika (begitu juga Islam)?

Penulis yakin tidak.

Muslim Klingon tidak akan menyebut agamanya sebagai "ISLAM KLINGON'. Majelis Ulama Klingon pasti akan menggali Al-Qur'an dan hadis dalam menentukan kapan waktu salat lima waktu, atau berijtihad menetapkan kalender tahunan Hijriah, jatuh awal Ramadhan atau Syawal di seluruh Kekaisaran Klingon yang luas mencakup puluhan planet kelas-M di berbagai tatasurya. Mereka akan melaksanakan kewajiban rukun Islam dan rukun Iman dimanapun berada, namun untuk rukun Islam kelima, menunaikan ibadah haji dengan berziarah ke tanah suci Makkah dan Madinah, akan dilakukannya dengan mengunjungi Ka'bah di kota Makkah yang terletak di planet Bumi. Dan pada bulan Dzulhijjah. Bukan menciptakan Ka'bah baru di di planet mereka.

Karena bagi mereka, dengan menyebut kepercayaan mereka sebagai ISLAM KLINGON, sama saja artinya yang mereka yakini tak lagi berasal dari sumbernya. Ibarat air mengalir di hilir yang terkontaminasi sepanjang perjalanannya, tak dapat disebut lagi sebagai air yang berasal dari sumber mata air.

Belakangan ini heboh tentang ISLAM NUSANTARA. Entah ide siapa, tapi sungguh tak nyaman rasanya. Ada yang menyebutkan bahwa penyebutan itu adalah berdasarkan batas-batas geografis. Sayangnya, Islam tak ditentukan berdasarkan garis-garis khayal di atas peta. Islam itu rahmat bagi alam semesta. Kalau yang dimaksud adalah pemeluk agama Islam di Indonesia, sebut saja Muslim Indonesia. Atau berdasarkan profesinya, misalnya Pelajar Islam Indonesia, Cendikia Muslim Indonesia, dan sebagainya.

Kalau mau bikin agama baru, jangan pakai nama yang sudah ada hak patennya. Gitu aja.

Wallahu A'lam Bishawab


17 Juli 2018

Oposisi PutihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang