Manifesto Komunis yang disusun oleh Karl Marx dan Friedric Engels dibuka dengan kalimat: Sejenis siluman menghantui Eropa – hantu komunisme.
Sejak saat itu, ideologi komunis telah menjadi momok dunia bebas. Ide komunisme adalah dunia tanpa negara, tanpa kelas, tanpa penguasa. Batas negara dihilangkan, kelas borjuis dihapus, dan para penguasa feodal dan relijius harus dikalahkan.
Sejak dicetuskan, dunia kemudian terbelah menjadi dua kubu: Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Timur di bawah komando Uni Sovyet. Jerman terbelah dua, begitu juga dengan Korea dan Vietnam, meski kemudian Amerika menelan pil pahit di Vietnam.
Gerakan Non Blok hanyalah ilusi negara-negara tanpa daya yang menganggap bahwa suara mencicit mereka punya pengaruh terhadap kedua kubu raksasa. Padahal, anggota Non Blok juga tak ada yang benar-benar 'ekstrim tengah', kalau tidak condong ke kanan, ya miring ke kiri. Atau main mata kanan-kiri.
Karl Marx pernah berkata:
"Gagasan yang memimpin sebuah zaman ditentukan oleh kelas pe nguasa," maka dua penganut fanatik komunisme yaitu Uni Sovyet dan Republik Rakyat Tiongkok berebut menjadi kelas penguasa di sekolah komunisme. Hasil akhir adalah, Uni Sovyet tercerai berai dan Republik Rakyat Tiongkok menjadi banci berkepribadian ganda:
Bisa dikatakan, komunisme telah kehilangan peminatnya.
Tapi apa benar demikian? Kalau demikian, seharusnya tidak ada lagi partai komunis di manapun di seluruh dunia. Tapi nyatanya masih ada 5 negara yang menjadikan komunisme sebagai dasar negara: Cina, Vietnam, Kuba, Laos dan Korea Utara. Pemimpin Nepal, Moldova dan Guyana berasal dari Partai Komunis negara masing-masing.
Artinya, komunisme belum benar-benar hilang. Sebagai hantu, ia hanya menghilang saat matahari bersinar, menunggu untuk menyergap dalam gelap. Itu juga yang diharapkan oleh pendukung komunisme di Indonesia.
Namun, mau berapa kali pun komunisme mencoba untuk bangkit, selamanya akan gagal.
Gagasan tentang dunia tanpa negara, tanpa kelas, sama rata dan sama rasa melawan kodrat manusia. Manusia membutuhkan batas teritorial untuk merasa aman, merasa memiliki, merasa berbeda dari yang lain.
"Semua hewan setara, tapi beberapa hewan lebih setara dari yang lain." Slogan yang muncul di 'Animal Farm', satire distopia karya George Orwell.
Berapa kali kita lihat kamerad-kamerad yang bercokol di Politbiro Komunis Sentral 'lebih setara' dari yang lain? Tempat tetirah di laut Kaspia atau kunjungan ke negara-negara kapitalis hanya bisa dinikmati oleh segelintir elite partai.
Saat ini mereka penasaran mengapa pendahulu mereka gagal. Mereka menyusun teori agar kesalahan itu takkan terulang lagi, dan ingin mencoba teori tersebut menjadi praktik nyata.
Yang mereka 'lupa', setiap kali kaum komunis melakukan revolusi, maka mereka menelan korban yang tidak sedikit: harta, nyawa termasuk kebebasan intelektual yang mereka nikmati sekarang.
Mereka menggunakan 'wong cilik' seperti petani Kendeng sebagai alasan bahwa komunisme harus dihidupkan di Indonesia. Padahal, kalau lah komunis yang berkuasa, petani Kendeng takkan berunjukrasa menyemen kaki di pagar istana.
Karena mereka takkan punya secuil tanah pun untuk diperjuangkan.
Bandung, 22 September 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Oposisi Putih
Non-Fiction(Catatan Politik Seorang Golput) Jika seorang Golput menulis tentang politik, apa alasannya?