Pakar Kelautan ITB: "Ngaco" Mengangkat Susi Jadi Menteri Kelautan dan Perikanan
(Kompas.com Senin, 27 Oktober 2014| 15:44 WIB)
Ketika saya dan teman-teman mengkritisi debat capres soal tank Leopard, itu karena pakar setingkat Habibie salah menyoal tentang kemampuan tank tersebut.
Ketika saya dan kolega menyindir 'panggil programmer 2 minggu kelar', itu karena kesannya menghina profesi. Ada pakar IT yang ngomong bahwa MUNGKIN ada programmer yang mau mengerjakan database Nasional dalam waktu dua minggu....tapi yang ngomong BUKAN database programmer.
Ketika saya dan teman-teman menyesalkan istilah 'tol laut', itu lebih kepada istilah 'tol' yang tidak pada tempatnya, dan ide menggunakan kapal tonase besar yang terkesan berlebihan dan boros. Dan dari perdebatan itu, saya sampai memandang rendah seorang pakar bahasa karena demi membela membabibuta capres idola, si pakar justru jadi 'pantengong'. Soal armada maritim, justru kapal kecil atau sedang (kalau penerbangan seperti pesawat-pesawat yang dimiliki Susi Air) yang logis untuk digunakan.
Ini ada lagi pakar yang ngomong gak jelas. Saya bukan pembela kebijakan Susi, tapi belum ada kebijakannya untuk dikritik atau dipuji. Dan lagi....ini pakar dalam setahun berapa kali sih, liat laut?
27 Oktober 2014
***
Tulisan di atas adalah statusku yang menyertai sharing tautan berita dari media Kompas online, yang ternyata masih kekinian sampai sekarang.
Untuk yang lupa, saat debat capres 22 Juni 2016, "calon Presiden urut nomor dua Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak setuju dengan pengadaan tank Leopard. Karena berat tank Leopard sebesar 63 ton bisa merusak jalan dan jembatan" (Tribunnews.com, Minggu, 3 April 2016).
Sampai hari ini belum ada berita kerusakan jalan dan jembatan akibat dilalui tank terpopuler di dunia tersebut, mengalahkan tank Abrams milik Amerika Serikat, meskipun secara kemampuan masih di bawah tank-tank produksi Inggris.
Sebagai tenaga ahli pada beberapa proyek pendataan, aku tahu benar bahwa kalimat 'panggil programmer 2 minggu kelar' hanyalah kosong. Membangun basisdata bukan kerja sekali jadi. Basisdata yang dibuat terburu-buru justru memerlukan waktu lama untuk memperbaiki kesalahan atau bug yang ada. Sebuah situs 'reportase warga' bergengsi di mana aku aktif menulis bolak-balik downtime. Situs revolusi mental malah lenyap begitu saja.
Istilah 'tol laut' yang lahir dari rahim pencitraan politik telah dipaksakan untuk masuk nalar dengan berbagai pemberitaan media, termasuk upaya menciptakan pranala pada Wikipedia. Definisi yang terus berubah-ubah menyebabkan konten pada Wikipedia tersebut justru semakin semrawut.
***
Berkali-kali kita temui para pakar yang berupaya membelokkan logika sederhana dengan 'ilmu' yang menjadi bidang keahliannya. Ahli ekonomi menulis bahwa kenaikan BBM akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Atau depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika akan meningkatkan pendapatan pemerintah.
Realita yang dirasakan masyarakat jauh dari omongan para pakar tersebut. Hendaknya kita membuka mata bahwa di dunia ini pelacuran bukan hanya di lokalisasi atau hotel mewah, pelakunya bukan individu tuna susila atau artis ternama saja, namun juga para pakar yang menjual rendah intelektualitasnya.
Bandung, 3 April 2016
Catatan: aku menemukan dua opini menarik tentang debat capres tersebut di media reportase warga tempatku menulis. Salah satunya dari penulis yang aku rasa netral, jujur dan logis dalam mengemukakan opini. Tetap saja para pendukung capres nomor dua membantainya dengan kalimat-kalimat cacat logika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oposisi Putih
Non-Fiction(Catatan Politik Seorang Golput) Jika seorang Golput menulis tentang politik, apa alasannya?