Menarik mengamati paramuda termehek-mehek dengan ideologi komunisme. Oh, tentu saja mereka belum menonton The Killing Fields, film tahun 1984 yang disutradarai Roland Joffé tentang kekejaman Pol Pot di Cambodia, apalagi membaca bukunya, yang garing karena merupakan karya jurnalistik.
Justru paramuda ini yang membela habis-habisan tata cara Ahok mengelola Jakarta yang pro borjuis kapitalis, kaum yang akan dihela ke sawah ladang atau komune produksi jika komunis berkuasa.
Tapi tak perlu khawatir, jika komunis berkuasa maka para kapitalis akan segera terbang melintas batas, mencari suaka di negara bebas, meninggalkan kaum menengah bawah, notabene paramuda, untuk menjadi buruh tani sama rata sama rasa.
Dan para kamerad politbiro tentu akan lebih sama rasa, sehingga berhak mewakili kaum proletar menikmati cerutu havana, liburan di raja ampat atau teluk kaspia, serta ransum terbatas yang menghilang dari etalase toserba.
Para kamerad yang seperti babi-babi dalam Animal Farm, menguik dogma propaganda sambil bermain mata dengan kapitalis pemain bursa.
Ide sama rata sama rasa a la marxime lenininisme maoisme adalah menghabiskan siapapun yang berbeda, ditangkap paramuda sebagai utopia yang indah. Sebuah ide yang pantas diwujudkan ke dunia nyata. Mereka lupa, eksperimen komunisme telah melahirkan ladang-ladang pembantaian di mana-mana. Seniman dengan kepekaan rasa memperingatkan akan bahaya ideologi gila karena sesungguhnya ideologi manapun—baik berdasarkan atau kebencian—melupakan satu hal: kekuasaan cenderung korup.
Dan kekuasaan absolut mutlak korup. Contohnya: Stalin, Pol Pot dan Kim Jong Il.
Belajarlah dari sejarah.
Tak ada yang manis dari ideologi buta. Yang akan kalian dapatkan distopia.
Kota Raja, 10 Mei 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Oposisi Putih
Nonfiksi(Catatan Politik Seorang Golput) Jika seorang Golput menulis tentang politik, apa alasannya?