Ketika sebagai 'yang tertindas' kau menebar bom, meledakkan sesiapa tanpa kenal rupa, sesungguhnya kau sama saja dengan mesin perang penguasa dengan jutaan prajurit bersenjata.
Ketika kau membunuh melanggar aturan sekehendak ingus dengan nama Tuhan, sesungguhnya kau tak bertuhan, kau tak menganggap tuhan ada, kau menuhankan dirimu sendiri. Kau raja iblis.
Ketika kau melakukan apapun dengan segala cara demi masa depan yang kau yakin gemilang, kau menggali kuburan sejarah kemanusiaan tempat bangkaimu bau membusuk laknat.
Ketika menyebut bahwa perjuangan memerlukan korban yang tidak tahu menahu dengan segala retorika nihilmu, maka perjuanganmu serupa nanah yang meletup membekas buruk di pantat mulus.
Ketika kau gunakan agama atau ideologi ataupun waham mimpimu sebagai pembuka ladang pembantaian, sesungguhnya kau lahir karena ibu bapakmu bercumbu di limbah comberan.
Ketika panji-panjimu mengibarkan benci dan ketakutan menutup langit dengan asap hitam, yang pantas kau dapatkan adalah beribu-ribu orang meludahkan dahak sehingga kau mati tenggelam.
Ketika kau meyakini dirimu sebagai penguasa kebenaran, seharusnya kau sadari bahwa kaulah kebohongan nyata terbesar yang keluar dari lidah api setan, dan berambuslah ke neraka terdalam.
Ketika jiwamu tak lagi menghargai ruh manusia, maka kau bukan lagi manusia.
Kalian hanyalah pengecut bernama teroris.
Banda Aceh, 14 Januari 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Oposisi Putih
Non-Fiction(Catatan Politik Seorang Golput) Jika seorang Golput menulis tentang politik, apa alasannya?