Daddy?

821 108 3
                                    




"Mama"

"Mama"

Jihoon ikut terdiam menatap Minju yang belakangan ini sering melamun sendiri, panggilan Logan yang sedang digendongannya pun diabaikan Minju.

Ibu anak satu itu hanya duduk dikursi meja makan sembari mengelap cangkir yang bahkan sudah kering.

"Minju" panggil Jihoon yang tentu saja diabaikan juga.

"Yak! Kim Minju!!"

Minju tersentak hampir saja menjatuhkan cangkir ditangannya. "Yak! Park Jihoon??!"

Jihoon berdecak lantas menurunkan Logan dari gendongannya, membiarkan bocah kecil itu berlari kearah sang Ibu.

"Paman dan Logan sudah panggil mama daritadi"kata si kecil.

"Oh maafkan mama"sahut Minju

"Sebenarnya kamu kenapa sih? Sudah berhari hari begini"kata Jihoon, diam diam sebal juga karena Minju ini sudah ada dirinya saja masih suka tidak bercerita apa-apa.

Sampai sekarang saja Jihoon tidak tahu siapa pria sialan yang menghamili Minju 5 tahun lalu.

"Tidak apa-apa, aku hanya sedikit tidak enak badan. Mana Yiren?"tanya Minju, mengalihkan pembicaraan.

Jihoon mencibir. "Sudah kuantar pulang duluan"

"Kalau begitu kamu juga harus pulang"usir Minju

"Aku diusir??"

"Kamu sudah bertunangan, tidak enak pada keluarga Yiren kalau sering disini"sinis Minju

Jihoon mengangkat bahu nya acuh. "Mereka tahu kamu adikku"

"Yasudah lah aku pulang, dah jagoan. Besok mau paman antar lagi?"tawar Jihoon.

"Besok aku saja yang mengantar Logan sekolah"sahut Minju

"Kamu itu! Daritadi saja melamun, aku tak mau ya keponakan ku kenapa kenapa"omel Jihoon

"Jihoon, pasti sulit harus kemari mengantarkan Logan tapi harus menjemput Yiren juga. Sudahlah aku Ibu nya, kamu paman nya"

Meskipun sempat mengomel lagi pada akhirnya Jihoon menyerah dan pulang.

"Oh? Anak mama sudah pintar sekali"puji Minju saat masuk ke kamar dan mendapati Logan sudah dengan piyama nya dan rambut yang masih sedikit basah.

Belakangan anak lelaki nya itu mulai ingin dianggap sudah besar, Ia mau nya mandi dan memakai baju sendiri, meskipun kancing nya terkadang salah seperti hari ini.

Minju dengan telaten menaruh segelas susu cokelat di nakas dan membenarkan kancing piyama Logan.

"Logan sudah besar ya mama?"tanya nya sembari terkikik.

"Hmm, anak mama sudah besar. Jangan cepat cepat dong, nanti Logan meninggalkan mama"keluh Minju

Logan menggeleng kemudian menangkup pipi Minju dengan kedua tangan kecilnya. "Logan sudah besar itu untuk melindungi mama! Kan ada papa jugaa"

Jantung Minju seakan ditekan kuat saat mendengar untaian kata dari bilah bibir pangerannya.

"A-apa? Logan tadi bilang apa?"tanya Minju terbata

Tanpa sadar kedua mata nya sudah berkaca kaca. Ia tak pernah mengungkit papa atau ayah di depan Logan sedikitpun, tak juga membicarakan pria itu, Logan juga tak pernah bertanya sebelumnya, kenapa tiba-tiba anaknya–

Minju menutup mulutnya saat selintas pikiran buruk memasuki otaknya. "Ada yang menemui Logan kan? Logan bertemu siapa dibelakang mama?! Kenapa tidak bilang pada mama?!"

Tanpa sadar suara nya meninggi, membuat Logan ketakutan, si kecil hanya bisa menundukkan kepala. Seharusnya Ia tidak bicara apapun, sejak awal papa nya bilang ini rahasia mereka.

"Ma-maaf, mama. Logan minta maaf"cicitnya

Minju menghela nafas, sadar sudah salah karena membentak Logan. "Tidak, maafkan mama, sayang. Logan bertemu siapa? Sejak kapan, hm?"

"Pa-papa Jaemin. Sudah lamaa, papa sering datang ke sekolah"jelasnya pelan

Bahu Minju merosot, salah satu ketakutan terbesarnya sudah terjadi. Jaemin tahu tentang Logan dan bahkan menemuinya.

"Kenapa? Kenapa Logan panggil papa?"tanya Minju lirih, airmata nya sudah mengalir.

"Mama jangan nangis. Maaf Logan nakal, nanti Logan bilang pada papa untuk tidak datang lagi, tapi jangan nangis" jari jari kecil nya mengusap pipi Minju yang basah.

"Kenapa Logan memanggilnya papa?"tanya Minju lagi, masih begitu pelan hingga sang anak beringsut maju memeluk leher sang mama.

"Papa yang minta, maaf ya mama. Janji tidak begitu lagi, maaf tidak bilang pada mama. Logan akan panggil paman Jaemin saja"cerocoh Logan, masih panik melihat mama nya tiba tiba saja roboh begini.

Minju tidak bisa menjawab apapun, ia hanya bisa menangis sembari memeluk Logan erat. Ingin marah tapi tidak tahu pada siapa. Logan tidak salah apapun, Ia tidak tahu apapun.

A Losing Game | N.Jaemin,K.MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang