Sympathy

660 101 1
                                    





Nyonya dan Tuan Na menatap Jaemin yang tengah duduk di halaman belakang.

"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Apa aku harus mendatangi wanita itu? Berlutut dan memohon pada nya?"gumam Nyonya Na.

"Jaemin sudah dewasa"jawab sang Tuan Rumah dengan dingin.

"Tapi semua nya salah kita!" Nyonya Na dengan cepat menarik tangan suami nya. "Jika saja kita mendidiknya lebih baik, jika kita lebih memperhatikannya, semua ini tidak akan terjadi!!"

"Tidak ada yang bisa kita lakukan untuk masa lalu! Sadarlah!"sentak Tuan Na sembari meremas kedua bahu sang Istri.

Nyonya Na kembali meneteskan airmata nya, kepala nya menggeleng pelan. "Setidaknya jika kita tidak bisa membahagiakan Jaemin di masa lalu, kita bisa di masa ini! Apa kamu tidak melihatnya??? Kamu jelas melihat kehancuran Jaemin sejak Ia dirumah sakit, kamu bahkan tahu apa yang dia lakukan setelah keluar rumah, dan kamu juga melihat bagaimana bahagia nya Jaemin pagi ini!!! Kamu lihat kebahagiannya datang saat ada Logan disini!!"

Tuan Na mengalihkan pandangannya dan menghela nafas, menatap Jaemin yang tengah memangku Logan, cucu nya yang tampak tertidur.

Wanita paruh baya yang ponselnya Logan kembalikan tadi pagi ternyata milik nyonya Na.

"Tuan, Nyonya, maafkan saya menganggu. Ada orang orang yang memaksa masuk digerbang depan" seorang pelayan terpogoh pogoh

"Itu Minju, aku akan berlutut dan memohon padanya"ucap Nyonya Na tergesa, Ia sendiri yang menghubungi gadis itu 20 menit yang lalu, 4 jam setelah tanpa sengaja bertemu Logan di apotek.

Dengan cepat Tuan Na menghela nafas lantas menarik tangan sang Istri. "Tenangkan dirimu dulu, aku akan membantu"

Untuk pertama kali nya setelah sekian lama Nyonya Na kembali melihat satu senyuman hangat dimuka suami nya, senyuman yang sejak dulu Ia sukai, kali ini Ia bisa melihatnya lagi.

Kedua pasangan paruh baya itu akhirnya bersamaan keluar dari rumahnya, mendapati 2 orang wanita dan 1 orang pria dewasa dihadang oleh penjaga keamanan rumah mereka.

"Biarkan mereka"ucap Tuan Na tegas

Segera setelah penjaga penjaga itu menyingkir, Minju berlari, keadaannya masih kacau, pucat, dan airmata nya masih mengalir, hampir berteriak pada Nyonya Na sebelum mata nya bertatapan dengan wanita paruh baya itu.

Kaki nya berhenti satu meter didepan Nyonya Na, menatap mata penuh kasih sayang yang berkaca kaca di depannya itu.

"Minju? Apakah ini Minju?"tanya Nyonya Na pelan, kaki nya melangkah mendekat.

Minju menghapus airmata nya lantas menunduk pelan. "Maaf sudah mengganggu waktu Anda, saya hanya akan menjem—"

"Maafkan aku" Nyonya Na menangis, mengambil kedua tangan Minju. "Maaf, pasti sulit untukmu, maafkan aku"

Minju menggeleng sembari kembali menangis, iya Minju kesulitan, selama bertahun tahun, seorang diri. Itu benar, tapi mana tega Minju mengatakan hal itu didepan seorang Ibu yang meminta pengampunan pada nya?

Satu buah pelukan hangat diterima Minju masih dengan isakan Nyonya Na dan permintaam maafnya. Untuk pertama kali nya Minju merasa seperti dipeluk Ibu, benar benar seperti pelukan seorang Ibu.










----------

Chapter kmrn 1 bln lebih masih gabisa diatas 35 ya vote nya:" gapapa dehh, mungkin emng ga sebagus itu buat dpt vote.

Hari ini aku spam ya, biar cepet selesai.

A Losing Game | N.Jaemin,K.MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang