Bad

700 106 6
                                    






Jaemin duduk termenung di dekat kolam di belakang rumahnya setelah berbincang— dipukul oleh Jihoon. Pipi nya agak sakit tapi lebih baik karena tunangan lelaki bermarga Park itu mau menahan Jihoon agar tak memukul Jaemin lagi.

Tadi dirinya berlutut juga di depan Jihoon, Jaemin tahu jelas kalau pria itu sudah seperti kakak bagi Minju, jadi dirinya jelas merasa bertanggungjawab untuk dipukul lelaki itu.

Pandangan Jaemin kosong, hampa seperti bagaimana hari hari nya belakangan ini. Memang dirinya senang saat melihat Logan pagi ini, pun bertemu Minju lagi meski rasa sakit melihat keadaan gadis itu jauh lebih mendominasi.

Bertahun tahun lalu dirinya memang benar benar brengsek dan tidak tahu malu. Membuat gadis malang itu terbang setinggi mungkin lalu menjatuhkan nya ke dasar jurang terdalam di dunia ini. Jaemin mengakui ketidakdewasaan dirinya, memukuli Minju, menamparnya, memperkosanya, bahkan meninggalkannya begitu saja.

Jaemin menyesal, bahkan sehari setelahnya perasaan Jaemin tidak karuan tapi harga diri nya dihadapan teman temannya saat itu membutakan nurani nya, hingga salah seorang temannya menyebarkan foto Minju malam itu, foto yang dirinya ambil sebagai bukti telah menjalankan taruhan.

Dirinya benar benar menyesal, menghancurkan hidup orang lain untuk keegoisannya sendiri. Mungkin itu sebabnya setelah kejadian itu Jaemin selalu dihantui suara tangisan bayi, suara anaknya, darah dagingnya.

Karma untuk nya tidak hidup tenang setelah bertahun tahun dan bahkan sekarang Jaemin tak memilliki harga diri lagi demi kata maaf dari Minju. Ia tak peduli apapun selain kata maaf dari kekasih hati nya itu dan jika bisa Jaemin benar benar ingin menebus kesalahannya.

Jaemin ingin sekali jadi ayah dan suami yang baik jika Tuhan mengijinkannya, sejak bertemu Logan, Jaemin jadi memimpikan keluarga bahagia dengan dirinya, Logan, dan Minju. Terdengar begitu mewah untuk pendosa seperti nya.

"Papa"

Jaemin menoleh untuk mendapati Logan berlarian kearahnya. "Nanti jatuh"

"Hehe, mama cari papa"katanya setelah sampai didepan Jaemin.

"Sudah bangun?"tanya Jaemin kaget seraya kembali menggendong Logan.

Logan mengangguk. "Tadi Logan sudah minta maaf"

"Dimaafkan?"

"Iya, kata mama jangan pergi lagi. Kalau Logan pergi malah buat mama sedih"jelas si kecil

"Kan papa sudah bilang, mana ada Logan menyusahkan mama. Tapi kalau Logan seperti ini, pergi pergi tanpa ijin mama malah buat mama susah. Lihatkan sampai sakit karena menangis terus"ucap Jaemin

"Maaf, papa"sesal Logan

"Jangan diulang oke? Dengan nenek dulu ya"kata Jaemin sambik mengecup puncak kepala Logan membiarkan anaknya berlari kearah ruang makan

Lantas dirinya berjalan kearah kamar yang ditempati Minju, mengetuk nya pelan sebelum dengan perlahan dibukanya pintu itu.

Minju masih terduduk dikasur dengan pandangan kearah luar jendela.

"Sudah lebih baik?"tanya Jaemin pelan

Minju terdiam.

"Maaf, karena aku memperkeruh suasana hingga kamu sakit seperti ini"sesal Jaemin

Jaemin malu sekali dan takut. Apa yang akan Minju katakan? Apa yang akan wanita itu lakukan? Memukulinya lagi? Mengusirnya? Memintanya menjauh?

"Kamu bilang ingin berbincang"sahut Minju pelan

Jaemin terkejut. "Ya?"

"Tidak jadi? Yasudah" Minju bersiap melepas infus ditangannya dan turun dari kasur

"Tidak tidak! Ayo berbincang sebentar"panik Jaemin, refleks menarik tangan Minju agar infus nya tidak lepas.

Tapi Minju diam saja saat tangannya digenggam, membuat Jaemin kikuk sendiri dan melepas dengan kaku.

"Apa kamu akan terus berdiri disitu?"tanya Minju

Lantas Jaemin kembali jatuh dan berlutut, kali ini Minju yang terkejut. "Apa apaan?! Bangun!"

Jaemin menggeleng. "Aku tahu ini terdengar tidak tahu malu tapi aku akan tetap diposisi ini sampai kamu maafkan"

"Kamu tidak pernah berubah"

Jaemin perlahan mengangkat kepalanya, melihat Minju yang terduduk disisi kasur didepannya.

"Sejak dulu didepanku kamu memang tidak tahu malu, egois, tidak memilliki hati nurani, jahat, semua hal buruk itu melekat padamu, Jaemin"tungkas Minju

Jaemin cukup terkejut, tapi tetap diam tanpa bantahan apapun karena yang Minju katakan memang benar sekali.

Minju menghela nafas, dirinya lelah sekali, sudah terlalu sering sakit dan menangis benar benar membuatnya stress.

"Aku benar benar membencimu, bertahun tahun aku membayangkan apa yang akan kulakukan jika kita bertemu lagi, aku ingin sekali membunuhmu. Semua hinaan, semua cobaan itu, aku membencimu. " lanjut Minju, mata nya kembali berair dan perlahan menetes kan airmatanya.

Jaemin mengalihkan pandangannya. "Kamu boleh membunuhku"

"Lalu apa?"tanya Minju pelan. "Kamu ingin aku hidup dalam rasa bersalah setelahnya? Kamu ingin Logan kehilangan ayahnya? Kamu ingin melihatku kesusahan seorang diri lagi?"

"Tidak! Aku tidak bermaksud begitu, hanya— hanya saja jika hal itu membuatmu lebih baik, aku tidak apa apa"

"Tetaplah hidup, tebus semua dosa mu, Na Jaemin. Tetaplah hidup agar aku terus membencimu, teruslah meminta maaf seumur hidupmu. Hiduplah sampai aku begitu membencimu lebih dari aku membenci diriku karena masih mencintai pendosa seperti kamu"

A Losing Game | N.Jaemin,K.MinjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang