✌Keputusan Seojin

9 2 0
                                    

Anyong yorobun yorobun....

Due tige empat lime,
Bintangnya warnain ye.

Komen yaa. Karna satu kata saja sudah berarti untukku,nghehhehe.

Baybay~

Baybay~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seojin menghempaskan dirinya yang masih lemas ke atas kasurnya.

Sesampainya di rumah,Seojin langsung pergi ke dalam kamarnya tanpa memperdulikan Mangmang yang dari tadi menunggunya di sofa untuk diberi makan.

"Bilang ini mimpi,Jung-Hoon."

"Tidak."

Dakk

"Ahh,sakit,Jung-Hoon. Kenapa kau menendang meja?"

"Sakit,kan? Berarti kau sedang tidak bermimpi."

"Hhh,benar. Apa!? Benarkah ini bukan mimpi? Kau suruh aku tinggal di rumahmu juga bukan mimpi?"

"Bukan. Jadi langsung tanda tangan saja disini."Jung-Hoon mengetuk-ketuk tempat dimana Seojin harus tanda tangan dengan ujung pena.

"Tidak mau. Lebih baik aku jalan kaki ke apartemenmu ini setiap hari daripada tinggal serumah denganmu."

---

Besoknya Seojin sudah sehat.

Seharusnya ia senang karena sudah sembuh. Tapi hal buruknya adalah kembali jadi kacung pribadi Jung-Hoon.

Predikat manager sementara tak ada padanya.

Di mata Jung-Hoon,Seojin tak lebih dari wanita yang mudah di perintah segala macam. Dan itu menyenangkan.

Jung-Hoon merasa memiliki asisiten pribadi.

Namun itu hanya berlaku saat bekerja. Sedangkan di rumah,Jung-Hoon masih sendiri seperti biasa.

Ia biasa hidup sendiri.

Namun tak semudah itu. Jung-Hoon masih saja merasa repot dan rempong ala ibu-ibu yang bingung menunggu anaknya yang tak kunjung pulang.

Jung-Hoon sering lupa memberi makan ikan-ikannya,tidak sempat membersihkan rumah,dan jarang makan masakan sendiri. Ia lebih sering memesan makanan di luar.

Namun semua seakan terbantu karena adanya Seojin.

Yaa walaupun hanya melayani Jung-Hoon di saat bekerja,tapi itu sudah lumayan membantu.

Specially FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang