Anyong yeorobun...
Syudah lama ga up nghehhe. Jan lupa bintangnya orenin yaw.
Si yu,bubay~
✌
Hari ini syuting akan berjalan normal seperti biasa.
Begitu juga dengan aktivitas di apartemen Jung-Hoon pagi hari ini.
Semuanya berjalan normal.
Jung-Hoon yang bangun pagi-pagi buta lalu berlari di lapangan dekat apartemennya. Seojin yang terpaksa bangun pagi karena ada sebuah niat baik dari sisi malaikat dalam dirinya.
Seojin saat ini sudah berkubang di dapur. Menyiapkan beberapa potong roti lalu memanggangnya. Mengolesinya dengan selai.
"Selesai."
Seojin mengamati hasil kerjanya pagi ini dengan puas. Tak sia-sia ia bangun sepagi ini. Meskipun ada bisikan setan yang mengatakan bahwa orang yang ia buatkan ini tak akan menghargai kerja kerasnya, namun tak apalah. Anggap saja ini sebagai gantinya taoco yang Jung-Hoon belikan kemarin.
Cklek.
Jung-Hoon menutup pintu lalu berjalan menuju dapur.
Masih sepi.
Jung-Hoon pikir Seojin masih bermimpi indah dibalik selimutnya sambil membuat destinasi wisata pulau.
Namun ketika Jung-Hoon sedang meneguk air, ia tidak sengaja melihat dua buah piring yang dimana terdapat roti panggang diatasnya.
"Oh, kau sudah pulang?"
Jung-Hoon yang tadi sudah hampir menyentuh roti itu menjauhkan kembali tangannya dan kembali meminum air.
"Ch. Basa-basi sekali. Bilang saja kau lapar setelah olahraga pagi."
"Kau tau apa tentang diriku?"
"Tau kau lapar."
"Hhh. Tidak juga."
Seojin berjalan mendekat meja dapur dan berdiri di seberang Jung-Hoon.
Dengan pakaian Seojin yang belum rapi--kemeja yang tidak dikancing dengan benar, celana pendek di atas lutut, ia berdiri dengan tangan bertumpu di meja.
Jung-Hoon mengalihkan pandangannya karena baru saja melihat hal yang haram ia lihat di area dada Seojin.
"Jika kau tidak mau," Seojin menarik kedua piring itu.
"Tenang saja, aku bisa memakan semuanya."
"Tidak."
Jung-Hoon menarik satu piring kembali ke dekatnya.
"Kau membuat ini untukku, kan? Jadi kau tidak bisa mengambilnya lagi."
"Ya, ya makan saja."
Seojin memakan roti bagiannya. Meski ia tidak mendengar kata terima kasih dari mulut Jung-Hoon, tetapi dengan memakan roti buatannya saja sudah cukup.
Dan tanpa sadar, Seojin menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman.
Brak
Satu bungkus tisu terlempar tepat ke wajahnya.
"Jangan tersenyum seperti itu. Kau bisa membuatku pingsan lagi."
"Kenapa? Senyumanku membuat gula darahmu naik, ya?"
"Tidak. Jika kau tersenyum seperti itu malah terlihat horror."
Ingat Seojin. Dia tetaplah Jung-Hoon yang tak akan bersikap manis padamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Specially Fans
FanfictionPemainan takdir dimulai. Kim Seojin yang sangat jengkel hanya dengan mendengar nama idola para teman di kantornya--termasuk teman dekatnya sendiri pun juga sedang mengidolakannya. Lee Jung-Hoon, sang idol yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Namun...