✌Mari berteman

5 1 0
                                    

Anyong yeorobun...

Pa kabar nie yang masih buka mata buka hati buat dia, eak.

Ngahahah kriukk sekali yorobun:")

Dah lah banyak kali bacot diri ini. Langsung aja,,,,,,cek id ot!

Ugh, tauk ah maknya pernah ngidam apaan:v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ugh, tauk ah maknya pernah ngidam apaan:v

"Jung-Hoon!"

"Iya, ada yang bisa saya bantu?"

"Kalau berjalan yang benar."

"Aku sudah berjalan dengan kedua kakiku, bukan kakimu."

"Tapi jangan sedikit-sedikit berhenti seperti ini. Aku berkali-kali hampir menubrukmu, Jung-Hoon."

"Tidak apa."Jung-Hoon malah membalikkan badannya menghadap Seojin dan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. "Tabrak saja sekarang."

Seojin bergidik ngeri dan melesat masuk kedalam mobil lebih dulu.

Tlak.

Sedangkan dibalik kaca gedung studio lantai lima, Jung-Eun menjentikkan jarinya sambil menyunggingkan senyum maniac di bibirnya.

"Lanjutkan Jung-Hoon. Dengan begitu aku tau apa yang akan aku lakukan selanjutnya."

"Jung-Eun!"

Suara panggilan namanya yang berasal dari belakang berhasil membuatnya membuyarkan angan-angan tadi.

"Ku kira kau sudah pulang."

"Ada apa?"

"Eumm, itu..."

"Cepat. Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkanmu."

"Sebentar! Aku, bolehkah aku pulang denganmu? Kali ini saja. Aku janji."

Jung-Eun memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. "Kemana sopir pribadimu?"

"Dia terjebak macet di luar kota karena baru mengantar ibuku. Jadi, boleh ya?"

Jung-Eun menatap lawan bicaranya dengan sinis.

Entah apa yang membuatnya jadi membenci Hera seperti ini. Padahal Hera adalah lawan mainnya.

Cara melihat Jung-Eun pada Hera sangat merendahkan. Karena ketika ia melihat Hera, sebuah ingatan masa lalu yang ia buang jauh-jauh muncul kembali. Ingatan buruk. Sebuah peristiwa dimana ia harus tersingkirkan dan dibuang oleh keluarganya sendiri.

Specially FansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang