3. GGP

214 19 0
                                    

Hari ini semua siswa siswi akan mengikuti ujian sekolah, dimana nilai itu akan menentukan naik atau tidaknya mereka ke kelas dua belas.

" Fi, nanti contekin gue ya fisika sama kimia, jangan pelit lo! " Ucap Dika sambil nyengir

" Katanya mau ambil teknik sipil, gimana mau teknik sipil kalo ujian aja masih nyonyek "

Damn! Halus sekali astaga.

" Mulut lo tambah licin aja, di kasih apaan? Oli? Minyak? Atau minyak urut emak gue? " Tanya Dika berbondong bondong.

" Minyak wijen! Puas? "

" Ya Allah, untung hamba anak baik, tidak gampang tersinggung "

Rafi mendengus kesal, teman yang satu ini memang pengganggu, padahal ia sedang fokus belajar demi nilainya. Obrolan mereka terputus saat seorang gadis datang menghampiri mereka.

" Hai"

" Ngapain lo disini? " Tanya Dika

" Mau belajar bareng sama Rafi, boleh kan fi? "

" Lo kan pinter, kenapa harus sama gue? " Tanya Rafi ragu ragu menerima tawaran cewek satu ini.

" Pelit banget sih, gue juga tau kok kalo gue pinter, emang ada salahnya kalo gue mau belajar bareng sama lo? " Suara melengking itu membuat satu kelas Rafi hening, menatap dua murid yang beradu kepintaran sedang berdebat.

" Echa, gue gak mau belajar bareng sama lo, paham? " Ulang Rafi sekali lagi.

Ya, kalian tau sendiri lah suara siapa yang melengking itu.

" Gak, Puas? "

" suruh keluar, tutup pintu kelas. Ganggu gue belajar" Suruh Rafi pada siapa pun di kelasnya.

Dika pun menyeret lengan Echa lalu membawa keluar kelas, dengan cepat menutup pintu kelas. Dari pada tidak di beri contekan?

" Bro, lu agak keterlaluan tadi, dia cewek loh " Saran Vino yang sejak tadi memilih jadi penonton drama singkat

" Hm gue tau, gue harus minta maaf sama Echa, gue cuma lagi kesal aja"

****

Sepanjang kooridor Echa menggerutu kesal.

" Cuma minta belajar bareng aja gak boleh, pelit banget sih jadi cowok."

" Ganteng ganteng pelit"

Meli yang melihat hal itu mendengus kesal, berusaha sabar dan tabah.

" Ya Allah, kalo boleh kubur saya sekarang juga gapa-pa, malu banget astaga"

Echa duduk di bangku nya dengan raut wajah masam. Masa hanya ingin belajar bersama tidak boleh? Dia juga pintar kok bahkan sangat pintar.

****
Semua anak anak sudah antri makanan di kantin, sementara Echa berada di kelas ia tidak mood untuk keluar kelas sejak tadi.

" Yakin gak mau ke kantin? " Tawar Meli

" Enggak"

" Yaudah kalo gitu gue ke kantin dulu " Meli melengos begitu saja pergi ke kantin.

Saat sedang asik dengan pikiran nya sendiri, seseorang muncul di hadapan Echa membuat jantungnya berdegup kencang.

" Maaf, tadi gue lagi kesal jadi lo kena emosi gue juga" Ucap Rafi dengan tulus, tak ada niatan untuk mengomeli Echa.

" Iya gak pa-pa"

" Serius? " Tanya Rafi tak enak hati

" Hm"

BobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang