14.

73 9 0
                                    

Jangan lupa untuk vote dan spam komen ya.

1

2

3

Follow dulu baru baca!!!

Happy reading.

Pukul tujuh pagi, Carissa menyuruh anak anak yang berjaga di depan untuk masuk. Maklum masih pagi, Carissa menyuruh mereka untuk sarapan bersama.

" Ayo sini masuk semuanya " Carissa memanggil lalu masuk ke dalam rumah.

" Echa kamu udah siapin minum nya? " Tanya Carissa pada anak semata wayangnya itu yang sedang menata piring.

" Udah ma, tinggal tunggu semuanya makan aja " Echa mengambil lauk yang ada di dapur.

Disana anak anak sudah duduk. Pagi ini memang cukup dingin, makanya tak heran sejak malam semuanya menggunakan jaket tebal karna kedinginan.

" Raka ayo makan " Ajak Carissa. Sedari tadi Raka hanya diam memperhatikan Echa sambil tersenyum tulus.

" Masakannya enak banget"

" Pelan pelan nanti keselek" Peringat Carissa.

Echa yang di perhatikan Raka hanya menunduk malu. Di tatap intens seperti itu membuatnya malu.

Selesai makan mereka kembali dengan aktifitas masing masing.

" Jalan yuk" Ajak Raka

" Kemana? "

" udah ayo" Raka menarik tangan Echa masuk ke dalam mobilnya.

Mereka pun pergi dari pekarangan rumah ke tempat tujuan raka.

****

" Ini di mana? " Tanya Echa sambil melihat sekeliling.

Raka mengajaknya untuk berjalan menelusuri jalanan bebatuan. Sesampainya disana Echa terkesima melihat nya. Cowok itu mengajaknya ke atas bukit di perbatasan kota.

Echa dapat melihat kota dari atas bukit, sangat mengagumkan.

" Wah"

" Gue mau ngomong sesuatu" Ucap Raka sambil menatap Echa. Echa yang merasa ada perubahan dari nada ucapan Raka langsung memutar badan nya menghadap Raka.

" Ngomong aja"

Raka menarik lembut kedua tangan Echa.

" Kalo ngomong lo mau jadi cewek gue, mau gak? "


*****

Meli dan Echa berada di pinggir lapangan basket sekolah sambil memakan batagor nya.

" Jadi kemarin lo tolak? " Tanya Meli sambil melahap batagornya.

" Iya, gue–masih sayang sama Rafi" Helaan napas keluar dari mulut Echa, tak perlu di pungkiri Meli tahu apa yang dirasakan Echa. Setiap malam overthinking.

" Sayang banget loh lo tolak Cha"

" Gue– gak mau jadiin seseorang buat pelampiasan gue Mel, gue tau rasanya bahkan sedang merasakan"

Meli mengangguk mengiyakan, ia kembali menatap lapangan basket yang di isi anak anak basket.

" Ganteng banget" Seru Meli Semangat membara melihat Vino mengibaskan rambut nya karena basah.

Echa melihat ke arah lain, Ternyata Rafi juga bermain basket.

" Dia–Juga nggak kalah ganteng" Ucap Echa pelan sambil terbsebyum samar.
" Cailah, gamon kan lo! " Ejek Meli membuat Echa mengerucut kan bibirnya bak anak kecil.

Disisi lain, Rafi dan Echa beradu mata. Mata mereka bertemu  membuat Echa gugup lalu mengarah kan pandangannya ke arah lain.

" Inget dia ada Sia " Batinnya.

****

Suara air mengalir dari wastafel toilet perempuan. Sia membasuh wajahnya dengan kasar menggunakan tangannya.

" Dasar perempuan jahat! Gue jahat banget ancurin kebahagiaan orang "
Sia menampar pipinya berkali kali. Membuat pipi gadis itu merah akibat bekas tamparan.

Dari dalam bilik, Echa mendengar samar samar suara. Ia memilih untuk tetap diam di bilik mungkin bukan saat yang tepat untuk keluar.

Drtttt

Ponsel Sia berbunyi ia melihat telpon itu lalu mengangkatnya.

" Gimana? Berhasil? "

" Lo cewek jahat! Tega lo ancurin kebahagiaan Echa! Lo peralat gue, lo peralat orang tua gue dan lo cewek jahat Marissa! " tukas Sia dengan kasar lalu mematikan sambungan telpon nya

" Jadi lo di suruh Marisaa? "

******

Gimana partnya?

Jangan lupa share ke teman kalian terus vote dan komen juga yaaa.
Di tunggu part selanjutnya

See u

BobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang