Rafi sedang bermain basket di lapangan. Ia menyeka keringat di pelipis nya membuat kaum hawa bersorak riang.
" Lo kenapa? Tumben main basket kasar " Tanya Dika lalu memberi sebotol air mineral.
" Gak pa-pa, thanks" Raka membuka tutup botolnya lalu meminum air itu sampai habis. Ia benar benar meluapkan emosinya di permainan ini.
Ia mengibaskan kemeja nya yang sudah banjir keringat membuat kaum hawa berteriak histeris melihat pemandangan cogan.
" Aciaaa ganteng banget gila sih! "
" Udah putus kan? Fiks gue deketin! "
" Ngimpi lo monyet! "
" Yeh anak setan lo! "
" Mending lo istirahat, lo kalau kesel jangan main basket kayak mau bunuh orang" saran Vino menepuk pundak Rafi menyuruh nya istirahat. Belakangan ini cowok itu terlihat banyak masalah.
" Hm gue istirahat dulu" Rafi duduk di pinggir lapangan, memperhatikan anak anak basket yang tetap bermain disana dengan tatapan hampa.
" Gue yang terburuk" lirihnya
*****
" Jadi lo di suruh Marissa? "
Sia terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia melihat ke cermin, Echa sudah bersandar di dinding belakangnya.
" Maaf " Lirih Sia
Echa berjalan tenang menghampiri Sia lalu membalik tubuh gadis itu agar berhadapan dengannya.
" Lo gak jahat, lo terpaksa Sia" Echa menarik Sia ke dalam pelukannya. Samar samar Echa mendengar isakan gadis itu.
" Bokap gue di ancam, gue juga terancam disini " Ucap Sia lalu melepaskan pelukannya pada Echa.
Echa menatap iba gadis di depannya. Benar benar di luar dugaan, ternyata karena saudara tirinya itu ya.
" Lo–harus hati hati Cha. Marissa bilang, dia besok bakal pindah sekolah kesini"
Echa menggeram, sudah merebut ayahnya sekarang ia mengusik percintaan nya. Benar benar tidak bisa di biarkan.
" Ayo keluar " Ajak Echa.
" Eh!? Nggak usah Cha lo duluan aja " Ucap Sia terbata bata sambil tersenyum kikuk.
" Yaudah gue duluan, jangan sedih lagi. Lo bukan orang jahat Sia"
Setelah mengatakan hal itu Echa berlalu dari hadapan Sia. Sia masih menatap kepergian gadis itu dengan nanar.
" Pantes Rafi cinta banget sama lo, ternyata selain cantik hati lo baik ya. Semoga besok hari lo tetap menyenangkan walaupun ada Marissa disini" Sia tersenyum hambar. Lalu memakai kacamatanya untuk menutupi matanya yang sembab.
******
Sore ini Echa dan Meli pergi ke cafe dekat sekolah. Echa tentu menceritakan hal itu dengan Meli dengan seksama Meli pun mendengarkan.
" Jadi sekarang apa rencana lo? " Tanya Meli
" Lihat saja besok " Echa tersenyum penuh arti. Meli dapat melihat senyum itu palsu, ada arti kesepian dan kesedihan yang di pendam sendiri.
Echa kemudian kembali meminum bobanya. Rasanya ia ingin tambah lagi.
" Sadar bego! Lo liat ada berapa gelas di meja kita? " Meli melotot kesal. Jelas jelas sejak tadi meja mereka jadi pusat perhatian karena barista nya mengantarkan boba sebanyak 10 gelas.
" Satu lagi plis! " Echa memohon. Lalu kembali meminum bobanya. Meli geleng geleng Melihatnya.
" Orang mah mabuk Amer ini mabuk boba. Dasar ratu boba! "
******
Back to BOBA how are u?
I hope you enjoy this story. jangan lupa follow akun aku, vote dan spam komen di lapak ini.
Bisa juga nih kalian mampir di lapak sebelah judulnya ARUNIKA.
DI TUNGGU CHAPTER SELANJUTNYA DAN JANGAN LUPA MAMPIR KE ARUNIKA. SEE U NEXT CHAPTER BYEE
KAMU SEDANG MEMBACA
Boba
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA, SESUDAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE! Seorang gadis maniak boba, memiliki keluarga yang berantakan. Berharap pada lelaki yang berstatus pacarnya agar memberinya kehangatan sepanjang waktu. Namun sang pacar lebih mem...