Sebelum baca bisa nih follow + masukin boba ke dalam reading list kalian.
Kalo udah jangan lupa vote & share karna itu gratis dan nggak bayar.
Happy reading all.
Satu kelas hening saat Meli menggebrak meja. Terlihat wajah gadis itu yang memerah padam menandakan bahwa ia sedang di landa murka.
" Lo cuma mantan kan? Mantan kok nggak tau diri sih? terima aja kenyataan kalo Rafi bukan punya lo lagi!"
Bisik bisik mulai terdengar di telinga Echa.
" Udah deh, lo cuma jadi mantan kan? Kalo udah dulu ya dulu gak usah di ungkit. Jalanin aja apa yang sekarang, bahkan walaupun lo mantan, gue tetap mau kok temenan" Jelas Echa mencari titik damai.
" Apa? Temenan? Gak sudi! " Geram akhirnya Meli ikut campur tangan dalam hal ini.
" Cewek gak tau diri, cewek mana yang bisa nerima mantan pacar cowoknya jadi teman? Di mana mana pasti di jadikan musuh!"
Sia membuang wajahnya. Malas melihat dua gadis di samping nya.
Kalian bakal nyesal batin sia.
Pertengkaran mereka berakhir saat bel pulang sekolah berbunyi. Dengan cepat Echa keluar bersama Meli.
" Lo bareng gak pulangnya? " Tanya Meli sambil memakan chiki.
" Boleh deh gue sekalian mau mampir ke cafe biasa"
Jarak cafe dan sekolah lumayan dekat, Meli dan Echa memutuskan untuk jalan kaki disana. Namun saat mereka mengobrol, obrolan mereka terhenti saat Echa mengenali motor yang baru saja berlalu.
Ia jelas sangat mengenal pemiliknya. Tidak bukan sendiri namun berdua.
Tak kalah terkejutnya, Meli juga tau siapa pemilik motor itu. Ia menoleh ke sampingnya menatap Echa dengan intens." Jadi beli boba kan? " Tanya Meli membuyarkan lamunan Echa. Echa pun mengangguk seperti anak kecil.
Sesampainya di cafe, Meli benar benar hanya bisa pasrah. Gadis itu memesan enam gelas boba.
Mengesankan!
" Gak kurang banyak? " Sindir Meli terang terangan
Sementara yang di sindir hanya memberikan cengiran, lalu kembali menyesap boba nya.
" Gak, gue lagi kesel aja " jujur Echa sambil meminum boba nya.
" Menurut lo apa kemungkinan kalo Rafi–masih sayang sama Sia? " Tanya Meli dengan hati hati.
" Entah, gue harap enggak" Echa tersenyum tipis lalu meminum kembali bobanya.
******
" Makasih udah anterin gue ya"
" Iya sama sama kalo butuh apa apa chat gue aja" Rafi menepuk pelan kepala gadis itu lalu berlalu dari rumahnya.
Sementara Sia masih berada di depan gerbang rumahnya. Ia tersenyum miring.
Abis lo nanti! Batin Sia lalu masuk ke dalam rumahnya. Namun saat ia membuka pintu yang ia lihat adalah ayahnya yang sedang melipat tangan di depan dada. Sorot mata yang dingin dan aura mencekam datang begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boba
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA, SESUDAH BACA JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE! Seorang gadis maniak boba, memiliki keluarga yang berantakan. Berharap pada lelaki yang berstatus pacarnya agar memberinya kehangatan sepanjang waktu. Namun sang pacar lebih mem...