16. New Student

77 11 0
                                    

Pagi ini semua siswa siswi heboh, mendengar kabar murid baru. Tak hanya itu mereka mendengar rumor bahwa anak pindahan kali ini merupakan saudara tiri Echa.

" Denger denger murid baru itu saudara tiri Echa"

" Gue baru tau kalo Echa punya saudara tiri"

" Menurut lo cantikan siapa? "

" Lo masih nanya? Mata lo buta? Jelas primadona sekolah bodoh! "

Saat Marissa berjalan di kooridor banyak sekali perbincangan hot.

Ternyata Echa sepopuler ini ya, sampai jadi primadona sekolah.  Batin Marissa.

Echa yang duduk di kelas kemudian keluar karena di kelas hawa hawa gosip sudah panas. Ia tak menghiraukan hanya tidak ingin jadi bahan perbincangan kali ini.

Dia cantik, pintar, baik, multi talent kurang menyandang apa dia sebagai primadona sekolah? Bahkan berturut turut menjadi putri sekolah.

****

Berjalan di kooridor sendirian matanya mengedar ke seluruh lorong. Tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

Brukk

" Maaf gue nggak lihat" Ucap Echa sambil meminta maaf.

" Iya gak pa-pa" Echa membulatkan matanya. Yang di tabrak ternyata Rafi.
Echa menunduk lalu menerobos bahu Rafi, namun Rafi dengan cepat menangkap pergelangan tangan Echa membuat Echa berhenti berjalan.

" Gue minta maaf" Lirih Rafi

Hati Echa goyah, apa harus di maafkan? Matanya mulai berkaca-kaca.

" Gue sayang sama lo, tapi hubungan kita kemarin banyak masalah " Ucap Rafi menjelaskan.

Echa membalikkan badan nya menatap Rafi. Butiran air mata turun dari pelupuk mata.

" Kenapa baru sekarang minta maaf nya? " tanya Echa penuh penekanan.

Rafi yang melihat itu segera memeluk tubuh Echa. Membiarkan nya menangis di bahu. Ini kesalahan nya, ia harus meminta maaf.

" Gue sayang sama lo, jadi jangan tinggalin gue apapun yang terjadi. Soal kemarin, apa Sia udah cerita yang sebenarnya?" Tanya Rafi lalu melonggarkan pelukan nya.

Echa mengangguk sebagai jawaban lalu kembali membenamkan wajahnya di bidang dada Rafi.

****

Di kantin siswa siswi berlalu lalang mencari stand makanan untuk mengisi perut mereka. Begitu pula Meli dan Echa yang mengisi perut mereka dengan nasi goreng di kantin.

Saat sedang nikmat melahap, segerombol siswi datang menghampiri meja yang di gunakan Meli dan Echa untuk makan Secara tidak sopan.

" Oh ini saudara tiri Marissa? " Tanya Bella pada teman yang ikut bersamanya.

" Cuih, modal cantik doang makanya di belain satu sekolah " Timpal teman nya.

Bella mendekati Echa lalu mengguyur nya dengan air mineral yang ia bawa sejak tadi. Echa basah kuyup.

" Ini lebih pantas buat lo! Lo rusak kebahagiaan Marissa, cewek jahat kayak lo emang pantas nerima ini" Timpal Bella dengan kobaran api.

Bisik-bisik mulai terdengar di telinga Echa maupun Meli. Meli berdiri, namun di cegah dengan tangan Echa.

Echa pun tersenyum. Apa ia diam saja? Apa tidak melawan?

" Udah ambil bokap orang, ambil calon tunangan gue juga duh duh" Semua orang menoleh ke pemilik suara tersebut.

Echa geram, namun yang jadi pusatnya adalah nama baiknya. Persetan dengan semuanya, ia hanya butuh nama baiknya di sekolah.

" Lo sama nyokap lo sama kayaknya, sama-sama kayak pelacur-"

Plakk

Tamparan keras mendarat di pipi Marissa. Dia bisa diam ketika di hina namun kini ia tidak diam ketika ibunya di hina.

" Siapa yang lo sebut pelacur, murahan? Siapa yang lo sebut tunangan lo? Dan siapa yang bilang ambil bokap lo? "

Seisi kantin mendadak riuh. Mereka pikir akan ada adegan membully namun ternyata tidak di prediksi.

" Bukannya nyokap lo yang pelacur? Lo butuh apa? Lo butuh rasa simpati dari semua orang? Lo butuh pujian cantik dan pintar dari semua orang? Haus pujian sampe segitu nya? " Sinis Echa.

Ia mengambil air mineralnya, dan membuka tutup botol, lalu menyiram Bella dengan air nya.

" Dan lo, di bayar berapa sama dia? Anak olimpiade yang terkenal baik dan ramah, tiba-tiba jadi pembully seperti ini?"

Echa mengeluarkan dompetnya mengambil uang ratusan ribu sepuluh lembar lalu mengambil tangan Bella dan menaruh uang itu di tangannya.

" Gue tau lo di suruh sama si murahan itu, tapi nggak gitu caranya cantik. Jangan jatuhin harga diri lo jadi pembully demi orang seperti dia" Setelah mengatakan itu Echa dan Meli beranjak pergi dari kantin.

Namun baru beberapa langkah, ia melihat Rafi yang baru memasuki area kantin. Rafi berjalan mendekat lalu melepas jaketnya dan memberikannya ke Echa.

Echa dengan cepat menerimanya, Rafi menggandeng tangan Echa untuk keluar dari kantin.

Seisi kantin banyak menerima Bisik-bisik soal kejadian tadi. Ada yang di tim pro-kontra dalam perihal tadi.

******

Jangan lupa vote dan komen chapter ini.

Maaf kalau ada typo bertebaran
Hope u Enjoy this story.

See u next chapter  🔥🔥

BobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang