Happy reading guyss
Dua orang berbeda genre duduk di sebuah kursi kayu panjang di teras rumah mewahnya.
"apa yang kau inginkan? tumben kau datang ke sini setelah sekian lama?" tanya si wanita yang sedang memandangi langit biru dengan wajah pucat nya.
Si pria menatap wanita tersebut "hentikan semua ini."
Si wanita melirik sekilas wajah pria yang pernah menjadi pacarnya tersebut "apa maksud mu?" ucapnya masih setia memandangi langit yang begitu indah di matanya.
Si pria mendengus kesal "jangan merusak kebahagiaan orang lain lagi."
Si wanita tertawa "hahahaha aku tidak salah dengar kan? Ardian ada apa denganmu? bukankah ini juga kesempatan untukmu."
Ardian tersenyum ikut memandangi langit "Dulu memang iya, tapi tidak sekarang. Aku sudah salah dari awal karena aku meninggalkannya, aku juga mengecewakannya. Namum dia tidak pernah membenciku padahal aku sempat datang kembali dan hendak merusak kebahagiaannya kembali. Dia tetap memaafkan ku dan membuatku sadar bahwa aku salah dan di saat itu juga aku sadar bahwa dia adalah wanita yang sangat tulus dan aku tidak mau wanita seperti dirinya hancur lagi. Dia sudah bahagia dengan orang yang benar-benar mencintainya."
wanita tersebut kembali menatap mantan kekasihnya yang terlihat berbeda kali ini ia melihat ketulusan di balik senyum mantan kekasihnya tersebut "posisi kita berbeda, aku hanya ingin saat terakhirku bersama orang yang aku cintai." ucapnya sedu.
Ardian tersenyum masih menatap langit "Dela, berhentilah bersikap egois lihatlah berapa banyak orang-orang akan kau buat menderita karena keinginanmu itu. Sekali saja, pikirkan bagaimana jika kau berada di posisi Amel atau pikirkanlah bagaimana perasaanmu di saat kau di paksa meninggalkan orang yang kau cintai hanya demi memenuhi keinginan orang egois yang menggunakan keadaannya sebagai alasan."
Dela terdiam "Aku tidak tahu." ucapnya kembali wajah pucatnya tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Entah apa yang ada si pikirannya saat ini.
........
POV... Amel
Amel membuka pintu Apartemennya melihat ke dalam apartemen masih sama seperti dulu ia tersenyum "Aku pulang" ucapnya. Ia melangkahkan kakinya menuju ruang tengah, duduk di sofa sederhana yang sudah di tutupi debu tersebut. Air matanya kembali mengalir. Mata lebam, hidung merah, bibir pucat, dan rambut yang berantakan satu kalimat untuk menggambarkan dirinya sat ini 'dia sangat kacau.'
Amel memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya di sana terus terisak. Kenapa ia begitu sedih? dari awal dia juga sudah tau semua ini pasti akan terjadi lalu kenapa rasanya sangat menyakitkan? benar ia lupa dirinya lupa bahwa ia lah yang telah melukai dirinya sendiri dengan mencintai orang yang jelas-jelas tidak pernah mencintainya.
'lalu kenapa Alex memperlakukannya dengan begitu baik? aah positif thinking saja mungkin Alex kasihan kepadanya' Amel semakin terluka karena pikirannya sendiri.
.............
POV... ALEX
Alex terbangun dari tidurnya kemarin ia minum terlalu banyak sehingga dirinya mabuk sudah lama dirinya tidak seperti ini kepalanya sangat pusing ia tidak bisa mengingat kejadian kemarin malam, Alex pergi ke dapur untuk mengambil segelas Air. Kemarin benar hari yang sangat membuatnya kesal pasalnya di pagi hari Tante kirana menelepon nya dan memintanya untuk menemani Dela saat melakukan kemoterapi tante Kirana memintanya untuk datang ke rumah sakit.
Alex kembali mengingat saat dirinya sedang berada di taman rumah sakit saat itu dia sedang berjalan di area taman rumah sakit sembari menghibur Dela yang baru saja menjalani kemoterapi, saat itu Dela sedang sangat antusias menceritakan kisah konyol saat dia masih kecil sehingga membuat dirinya tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AN AGREEMENT
Romancebudayakan Follow akun saya dulu sebelum membaca💖 WARNING!!!! CERITA MENGANDUNG UNSUR DEWASA, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA DAN INI SEMUA HANYA HASIL DARI IMAJINASI SAYA. JADI TOLONG BERIKAN KOMENTAR YANG POSITIF. Amel yang baru saja di pecat dan di tin...