Alaskar membawa Vanila duduk dibangku yang ada dipinggir jalan setelah menggendong gadis ini dari jarak yang begitu jauh dari pertengkaran gengnya.
Mata Alaskar meniliti setiap wajah Vanila karena keningnya terluka juga telapak tangannya dan pergelangan kakinya.
Tangan Alaskar mulai mengepal, rahangnya menegas tanda kalau amarah Alaskar yang begitu besar ia tahan.
"Boy anjing!" geram Alaskar.
"Alaskar."panggil Vanila pelan.
Alaskar meremas rambutnya."Diem La." ujar Alaskar nadanya melemah, karena masih menahan emosinya.
"Alaskar maafin Lala ya." tutur Vanila.
Memang Vanila selalu bisa membuat Alaskar merasa bersalah, Alaskar menatap Vanila dan tangannya itu menyentuh dahi putihnya yang terluka.
"Sakit?" tanya Alaskar.
Vanila mengangguk.
"Ada air?" tanya Alaskar. "Sama tissu" pintanya.
Vanila membuka tasnya disana juga ada bercak darah karena habis mengeluarkan handpone, dengan cepat Alaskar pun menahan tangan Vanila dan membuka tasnya, ia mengeluarkan tissu juga botol air mineral.
Alaskar mengambil plester disaku jaketnya ia membuka bungkusnya dan menempelkannya pada kening Vanila, ia bangkit dari duduknya beralih berjongkok sambil memegang kaki gadisnya,setelah melepas sepatu Vanila Alaskar pun mengelap darahnya dengan tissu.
"Nanti dirumah obatin." ujar Alaskar membuat Vanila mengangguk. "Kerumah sakit aja ya La?"
"Gak usah Alaskar, nanti mama Lala khawatir, nanti Lala dimarahin, jadi gak usah aja."
Cowok itu pun bangkit berdiri membuat Vanila harus mendongak mentapnya.
"Maaf La." ucap Alaskar.
"Bukan salah Alaskar kok"
"Boy apain lo?"tanya Alaskar.
Vanila diam seraya menunduk.
"Jawab La."
"Lala lompat dari mobil." tutur Vanila seperti anak kecil.
Alaskar diam sebentar seraya menyugar rambutnya kebelakang."Kenapa sampai ada di mobil Boy?" tanya Alaskar lagi.
"Gak inget Alaskar." jawab Vanila.
"Liat gue La."
Vanila mendongak ke atas menatap wajah tampan Alaskar yang sangat-sangat tampan apalagi sekarang dirinya tengah berkeringat, bukannya burik tapi malah menambah ketampanannya semakin berlipat.
"Denger, kalau ada orang yang sangkut pautin gue selain anak marscopion lo jangan percaya, lo jangan langsung percaya sama orang lain, lo harus bisa jaga diri lo, ngerti?"tanya Alaskar.
Vanila mengangguk."Percaya sama Alaskar gak papa?" tanya Vanila.
"Percaya sama tuhan." kata Alaskar. "Sekarang pulang"
Vanila mengangguk ia mencoba bangun kembali dari duduknya namun ia kembali terjatuh apalah daya kakinya yang seperti ini.
"Gendong ya."pinta Vanila dengan wajah dimut-imutkan.
Melihat itu Alaskar pun tak bisa menolak, dengan sigap tangan Alaskar langsung menggendong tubuh Vanila kepangkuannya, membuat Vanila melingkarkan tangannya di leher Alaskar.
Aroma parfume Alaskar memang khas, Vanila suka itu entah berapa kali Alaskar mandi dirinya memang selalu saja wangi.
"Alaskar." panggil Vanila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vanilaskar (TAMAT)
Teen FictionAlaskar Reynal Algaskar cowok mostwanted presikat bad boy plus ketua geng marscopion yang membuatnya disukai para siswi-siswi di SMA Aktualis. Hanya karena janji tak masuk akal dikantin ia harus memiliki hubungan dengan gadis polos nan cerewet, bahk...