Vanilaskar_30

1.5K 61 0
                                    

Vanila sudah mempersiapkan tas berisi perlengkapannya untuk persiapan olimpiade di kota Bandung, bersama Alaskar nanti. Mungkin sudah sejam ia mempersiapkan semuanya.

Dan hebatnya juga Vanila sudah menghapal habis-habisan, karena Vanila selalu yakin usaha tidak akan mengkhianati hasil, seharusnya Razzan yang biasa ikut olimpiade namun mendadak pria itu tidak bisa karena ada urusan keluarga.

Tak lama pintu kamar Vanila yang sudah terbuka sedikit itu terbuka lebar. "Lala!" panggil Cindy.

"Eh mama? kenapa ma?" tanya Vanila.

Cindy berjalan mendekati Vanila, rambut sang mama itu memakai bondu berbentuk micky mouse benar-benar ingin kembali kemasa muda.

"Inget ya, mama gak akan ngizinin kamu kalau kamu gak menuruti MAMI ISBER!" jelas sang mama. Mami isber itu kepanjangan dari: makan banyak,minum obat, istirahat, bersenang-senang.

"Kamu tau kan kamu gak boleh banyak pikiran, mama selalu hargai usaha kamu, mau kamu gagal mau kamu berhasil mama selalu bangga sama kamu, dan mama akan selalu doakan kamu supaya berhasil nanti." ujar Cindy.

"Iya mama, Vanila bakalan ngejalanin MAMI ISBER!" ucap Vanila antusias seraya menekankan kata 'mami isber' itu.

"Oke good girl!" ucap Cindy mengacungkan jempol.

"Oh ya ma, papa mana?" tanya Vanila.

"Kerja lah, kemana lagi?" tanya Cindy.

"Punten go food." seru Fathan seraya masuk kedalam kamar Vanila.

"Nah karena besok bang Fat nganggur, mama kasih kerjaan kamu anter Lala ya ke sekolah." ucap Cindy.

"Yaella maaa, kan besok mau--

"Mau apa?" tanya Cindy memotong. "Kamu kan jomblo jadi besok mau malmingan ama siapa?." sindir Cindy karena memang abangnya ini  sudah mempertahankan status jomblo.

"Oke siap bu bos." balas Fathan

☁☁☁☁☁

Bus yang Alaskar dan Vanila tumpangi sedang menuju kota Bandung, kurang lebih sepuluh menit lagi Alaskar akan sampai di lokasi.

Vanila hanya duduk disebelah Alaskar terus memperhatikan keluar jendela bus karena menurut Vanila, Bandung lebih indah dari pada Jakarta.

"Alaskar itu gedung asia afrika ya?" tanya Vanila, Alaskar melihat keluar gedung putih itu di kelilingi bendera-bendera asia.

"Iya La." jawab Alaskar.

Beberapa memenit kemudian, Alaskar memanggil nama Vanila. "La!" panggil Alaskar.

"Kenapa?" tanya Vanila yang melihat Alaskar tengah sibuk mengaduk popmie yang ia pegang hingga mengeluarkan uap karena masih panas

"Mau gak?" tanya Alaskar.

"Lala punya kok, Alaskar aja yang makan." ujar Vanila.

"Gue gak mau." Jawaban Alaskar membuat Vanila heran.

"Terus ngapain diseduh?" tanya Vanila.

"Buat lo." jawab Alaskar.

Vanila menatap wajah Alaskar yang masih fokus menagaduk popmienya, ia pun memberikannya pada Vanila.

"Rasa soto suka kan?" tanya Alaskar.

"Iya makasih Alaskar." ucap Vanila seraya tersenyum.

Vanila meniup-niup mie yang sudah tergulung di garpuh, dan segera melahapnya.

"La" panggil Alaskar.

"Kenapa Alaskar?" tanya Vanila yang masih mengunyah membuat Alaskar tertawa kecil melihat wajah gemasnya, bahkan Vanila sempat berhenti mengunyah, ternyata seperti itulah tawa Alaskar, indah bak surga dunia.

"Lihat tas lo ya."

"Ambil aja."

Setelah mendapat izin Alaskar mengambil tas Vanila berwarna putih dengan gantungan burung hantu yang menggantung diseleting tas nya, ia hanya penasaran apa saja yang dibawa gadis itu, tangan Alaskar pun membuka tas Vanila.

"Ini apa La?" tanya Alaskar polos saat tangannya itu mengeluarkan benda lonjong berwarna pink.

"Lip tint, Alaskar mau pake?"tanya Vanila sambil terkekeh.

"Buat?"

"Bibir Alaskar lah."

Alaskar manggut-manggut paham ia pun mengeluarkan barang selanjutnya.

"Ini bedak?" tanya Alaskar saat mengeluarkan benda berbentuk bulat itu.

"Iya"

"Udah cantik masih harus pake bedak?" tanya Alaskar membuat Vanila tersenyum.

"Biar tambah cantik." ucap Vanila dan kembali melahap mie nya.

"Jangan lupa, nanti minum La"

"Oke Alaskar"

"Ini apa La?" tanya Alaskar.

Vanila melihat barang yang dipegang Alaskar berupa kalung dengan huruf V membuat Vanila bingung, tentu saja karena dulu kalungnya sudah dirampas preman.

"Lah itu kalung siapa? perasaan Lala gak bawa kalung." Vanila terheran-heran masih fokus menatap kalung yang dipegang Alaskar.

"Gue yang bawa kalungnya, pake ya."

Vanila diam sebentar. "Maksudnya Alaskar mau kasih Lala kalung?" tanya Vanila.

"Iya, gue pakein ya."

Vanila mengangguk ia memutari tubuhnya membelakangi Alaskar,agar cowok itu mudah memasangkannya, tangan Alaskar menyingkirkan rambut Vanila yang menghalangi lehernya, akhirnya kalung indah itu pun terpasang pada gadisnya yang cantik.

Vanila pun membenarkan posisi duduknya. "Makasih banyak Alaskar." ucap Vanila.

Alaskar mengacak-ngacak rambut Vanila gemas. "Gue yang harus bilang makasih, karena lo selalu sabar hadapin gue La." tutur Alaskar.

Vanila hanya tersenyum menimpalinya, Alaskar pun beralih pada tas Vanila lagi ia masih penasaran, Alaskar pun mengeluarkan kemasan makanan berwarna pink dengan gambar koala.

"Beresin lagi lo ya." peringat Vanila membuat Alaskar mengangguk.

"Kamu suka permen kapas?" tanya Alaskar, Vanila diam sebentar bukan karena pertanyaan Alaskar namun tadi cowok itu berucap 'kamu'.

"I-iya,kok Alaskar tau?"

"Tau aja."

"Ih kok tau." Vanila masih ingin bertanya.

"Gue pacar lo yang belum tau semua kesukaan lo, tapi gue pengen gue yang tau saat lo lagi nangis ataupun seneng." ujar Alaskar membuat Vanila terdiam.

"Gue tau karena nebak aja, soalnya Reynal juga suka, Reynal kesayangan gue, lo juga, jadi gue harus tau apa yang lo suka." ujar Alaskar.

☁☁☁☁☁☁

Udah 30 part aja nihhh!

Mksi yang udah baca sampai sini!

Vote dan komen di part sebelumnya udah belum?!

Kasih vote dulu dong buat part ini,dan juga buat follow akun caca ya

Vanilaskar (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang