Penguasa Ranjang

963 64 2
                                    

Author pov

 

Tepat pukul dua dini hari seorang pria memarkirkan motor jadul (jaman dulu) kesayangannya di garasi rumah. Beruntung dia bisa sampai di rumah dengan selamat, mengingat matanya yang sudah terasa lengket untuk dibuka. Gus Rasyid memang memutuskan untuk pulang ke rumah, rencana awalnya dia ingin menginap di toko bersama beberapa karyawannya yang memang tinggal di kamar yang dia sediakan.

Gus Rasyid membuka pintu rumahnya dengan kunci cadangan yang dia bawa. Jadi tidak perlu merepotkan orang rumah untuk membukakan pintu untuknya. Apalagi di jam  yang telah lewat tengah malam, sudah pasti mereka sudah tertidur dengan nyenyak.

Ceklek

Pemandangan pertama kali saat memasuki kamarnya, terlihat seorang wanita yang sudah setengah bulan menjadi istrinya. Bella. Dia sedang tidur terlentang berada di tengah kasur. Gus Rasyid berjalan pelan ke arah kasur, lalu mendudukkan dirinya di pinggiran kasur.

Tak seperti biasanya, istrinya yang sudah terbiasa mengenakan kerudung saat tidur sekalipun, sekarang dia menanggalkan kain lebarnya itu. Menampilkan mahkotanya sebagai seorang perempuan, yang sudah lama tidak pernah Gus Rasyid lihat.

Perlahan Gus Rasyid menyibak beberapa helai rambut yang menutupi wajah Bella, hingga terlihat jelas wajah ayunya. Perlahan ia mendekati wajah itu, berniat memberikan sebuah kecupan manis di keningnya. Tepat kurang satu senti bibirnya mendarat, dia terpaku, lalu segera menegakkan kembali tubuhnya.

Menggelengkan kepala, berusaha menyadarkan otaknya tentang perbuatan yang akan dia lakukan barusan, yang bisa membangunkan singa yang sedang tertidur.

Gus Rasyid tersenyum memandangi wajah Bella. Dalam hati dia bertanya, “Kenapa aku baru sadar,  jika dia cantik, bulu matanya lentik juga. Manis.”

Bibir yang awalnya menampilkan senyum manis, perlahan luntur berganti raut wajah yang sulit di artikan. Menghembuskan nafas secara perlahan. Dia masih ingat kata-katanya dulu, yang pernah dia tunjukkan kepada Bella.

"Bella, udah cukup ya. Kita udah gak ada apa-apa lagi. Mending Lo pergi sana!"

"BISA GAK SIH GAK USAH GANGGU HIDUP GUE LAGI. Nyusahin aja."

Masih banyak lagi kata-kata kasar yang pernah terlontar dari mulutnya, saat dulu Bella selalu mengejarnya. Bahkan, bukan hanya kata kasar, tapi sikapnya juga bisa sampai kasar kepada Bella.

Gus Rasyid menunduk dalam sambil memejamkan mata. Kemudian berlalu dengan cepat dan tanpa suara ke kamar mandi. Dia berdiri cukup lama di bawah kucuran air shower. Berharap air itu bisa sedikit meresap ke dalam otaknya. Membuat pikirannya kembali tenang dan bisa berpikir untuk ke arah yang lebih baik.

Cukup lama dia merenungkan tentang perbuatan dirinya dulu.

Dia berpikir, apa luka yang pernah dia torehkan belum sembuh juga? Mungkin itu yang menjadi salah satu penyebab Bella yang belum bisa menerimanya? Atau mungkin hal lain. Seperti Mas Ali yang belum bisa dia lupakan dan masih menempati seluruh ruang hati Bella. Hingga tak ada sedikit pun celah yang tersisa untuknya.

Malam ini dia keluhkan resah hatinya lewat doa selepas Shalat Tahajud. Berharap apa yang dia rasakan bisa didengar oleh sang pemilik kehidupan dan langsung dikabulkan. Tak banyak yang dia pinta. Hanya berharap istrinya bisa kembali membuka hati untuknya dan bisa menerima dirinya sebagai suami.

Salam Rindu dari Gus RasyidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang