Enak di Anda, Rugi di saya

805 58 0
                                    

Bella dan Gus Rasyid duduk di pinggiran kolam renang yang sangat luas dan dalam. Kaki mereka sama-sama menjuntai ke dalam air.

Bella masih meredakan rasa takutnya sekaligus terkejutnya. Dia ingat, dia pernah mempermasalahkan Gus Rasyid yang pernah tidur dengan memeluknya. Dan secara terang-terangan dia menolak sikap Gus Rasyid waktu itu. Bahkan dirinya sudah menegur sampai menolak keras perbuatan suaminya itu. Dengan alasan yang tidak masuk akal di pikirannya sekarang.

Sekarang malah berbanding terbalik, dirinyalah yang dengan sengaja memeluk tubuh pria yang pernah ditolaknya. Malu. Jelas sekali dia malu sekarang. Tetapi sepertinya situasi ini memang sengaja Gus Rasyid lakukan dengan memanfaatkannya kan?

Ah ... dia mau mengambil keuntungan dariku.

“Naik lagi yuk,” ajak Gus Rasyid setelah lama mereka diam.

Bella langsung menatap tajam ujung atas seluncuran dan gus Rasyid bergantian. Kemudian dia menggeleng dengan cepat. “Enggak, aku takut Gus.”

“Tenang kan ada aku,” kata Gus Rasyid sambil memukul dadanya dan memainkan alis.

“Nanti Gus ambil keuntungan lagi dariku,” penolakan Bella dengan terang-terangan.

“Ya udah, kali ini kamu yang di depan, jadi gantian kamu yang ambil keuntungan dariku.”

Bella menggeleng, tidak habis pikir dengan teori aneh yang diucapkan Gus Rasyid, bagaimanapun keadaannya tetap saja Gus Rasyid yang diuntungkan dan dirinya yang selalu merugi.

“Itu sama saja Tuan. Enak di Anda dan rugi di Saya,” jawab Bella.

Gus Rasyid tersenyum licik, jiwa jahilnya meronta ronta mengingat ekspresi ketakutan istrinya barusan. Dengan sekali gerakan dia sudah berhasil membuat tubuh Bella kembali masuk ke dalam air. Segera dia pun langsung menyusul, meraih tubuh istrinya dan membawanya kembali ke atas.

“Roland, kamu jahat. Bercandanya enggak lucu,” kata Bella sambil memukul dada bidangnya berulang kali.

Bella sungguh terkejut, bahkan berpikir dirinya hampir mati karena tenggelam. Sesekali Roland melonggarkan pelukannya, membuat Bella secara otomatis mengeratkan pelukannya. Mengingat posisi mereka sudah berada di tengah-tengah kolam.

“Lihat, sekarang siapa yang mengambil keuntungan dariku,” ucap Gus Rasyid dengan senyum penuh kemenangan.

“Udah diem Roland, aku takut.”

Gus Rasyid mulai mengerti saat istrinya memanggil dirinya dengan panggilan lama, itu berarti dia sedang kesal dengannya. Entah kenapa Gus Rasyid malah lebih suka itu.

**

Keesokan harinya rutinitas kembali ke seperti semula. Gus Rasyid dan Bella sudah kembali ke pekerjaan masing-masing. Kondisi butik, tempat Bella bekerja saat ini cukup ramai. Sudah seperti tradisi di saat musim hujan tiba, musim nikahan juga sedang berlangsung. Saat ini kebanyakan pembeli yang datang juga memesan seragam busana muslim yang mewah untuk acara pernikahan.

Untuk saat ini Bella sedang membantu sepasang pengantin yang sedang fiting baju pengantin. Bibirnya tersenyum manis kala melihat salah satu rancangannya diminati oleh pengantin ini. Awalnya gaun itu ingin dia kenakan pas sewaktu acara pernikahannya. Atau paling tidak pas waktu preweding. Tapi rencananya gagal, karena nikah dadakan yang harus dia alami. Lali pula dirinya terlalu sungkan untuk memberikan masukan, karena segala persiapannya sudah di tentukan oleh mertuanya.

Barulah waktu jam makan siang Bella bisa istirahat sejenak. Setelah menunaikan Shalat Dhuhur, dia langsung makan siang bersama salah satu temannya yang kebetulan istirahat bersamanya.

“Kakak beruntung ya, punya suami pengertian. Dia rela kepanasan asal Kakak enggak kepanasan.”

Bella tersenyum mendengar perkataan Nurin temannya. Dia menyeruput jusnya sebelum menjawab, “Alhamdulillah. Tenang Nurin, Allah pasti akan menggantikan orang yang tepat buat kamu. Jangan patah semangat, tetap berdoa supaya yang kamu inginkan bisa tercapai.”

Nurin adalah seorang janda anak satu yang ditinggal menikah lagi oleh suaminya. Sekarang dia harus bekerja keras menghidupi buah hatinya yang masih berusia empat tahun. Dia juga salah satu wanita yang menikah muda, usianya hanya terpaiut satu tahun di bawah Bella.

“Kak, aku enggak nyangka dia bakalan ninggalin aku demi wanita simpanannya. Selama empat tahun kami menikah, aku enggak pernah sekali pun mencurigainya. Dia sayang banget sama aku, perhatian, romantis juga. Bahkan kekerasan dalam rumah tangga tidak pernah aku alami. Hingga malam itu, malam yang bagai mimpi terburuk dalam hidupku. Dia datang bersama seorang wanita yang lebih muda dariku, dengan kondisi perutnya yang sudah buncit, hamil lima bulan.”

Bella mengusap punggung Nurin untuk menyalurkan ketenangan baginya.

“Hal yang membuatku memilih ingin mati saja, saat dia menyudutkanku dengan dua pilihan. Antara aku rela dimadu atau memilih menyudahi pernikahan yang sudah berjalan empat tahun. Aku masih ingat dengan jelas, saat dia memohon meminta restu kepadaku setahun yang lalu. Aku egois kak, hanya memikirkan perasaanku saja saat itu, tanpa memperdulikan anakku yang masih membutuhkan sosok seorang ayah. Aku memilih untuk mundur dan membiarkannya menikahi wanita itu. Agar anak yang masih dalam kandungan bisa terlahir dengan memiliki seorang ayah. Aku baru sadar dengan kebodohanku, ternyata aku yang dengan suka rela memberikan ayah anakku kepada orang lain.” Nurin tersenyum miris.

Bella menghapus jejak air matanya, entah dirinya tidak bisa membayangkan jika posisinya berada di posisi Nurin. Mungkin dia tidak akan setegar Nurin. Nurin yang menikah berlandaskan saling cinta saja, harus berakhir dengan berpisah. Lalu bagaimana dengan kabar pernikahan dirinya? Yang menikah lantaran perjodohan dan dadakan.

Bella masih duduk sambil memainkan ponselnya. Jempolnya masih terus menscroll layar di salah satu akun media sosialnya. Layar terus bergulir hingga berhenti di salah satu postingan seorang wanita yang menandai akun milik suaminya.

Karena penasaran, jempolnya menekan tombol segitiga yang membuat postingan video tersebut langsung berputar.

🎶 Ini gimana le... kok o-om manis lee... Aku jatuh cinta terngiang-ngiange... aku jadi gimana gitu ya om... aku masih kecil suka sama om-om...

Mendadak hawa panas membakar tubuh Bella. Di mana dalam video tersebut menampilkan seorang wanita dengan rambut sebahu yang duduk di samping suaminya. Sedangkan sang suami hanya memandangi layar laptop saat wanita itu memrekamnya.

Tak hanya itu, masih ada video lainnya dalam akun media sosial wanita itu. Dan suaminya yang selalu berada dalam video itu.

🎶 Aduh mamae... ada cowok baju hitam... bikin saya terpana... lihat dia tersenyum... bikin hati tergoda... mau tanya-tanya... dia siapa yang punya... siapa tahu belum ada... kita mau masuk tengah...

Cukup sudah, Bella tidak berani lagi membuka video yang berikutnya. Meski jelas suaminya tidak merespons wanita yang merekamnya, tapi dari lagu itu membuatnya tak suka. Bukan karena cemburu, dirinya hanya kecewa.

Dirinya dibuat bimbang, apakah suaminya belum juga berubah? Masih samakah seperti dulu.

Mendadak dia mulai meragu lagi. Dirinya juga tak percaya dengan pengakuan suaminya kemarin, saat mereka berlibur di tempat pemandian. Baru beberapa hari dia mau berusaha memperbaiki keadaan, namun nyatanya masih saja dirinya yang selalu dipermainkan.

 

Bersambung ...

Assalamualaikum.

Berjumpa lagi dengan author.

Jangan lupa tinggalkan jejak

Salam Rindu dari Gus RasyidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang