Jangan Pergi Cinta

933 62 3
                                    

🌷🌷🌷

Jangan tanyakan, apa yang aku rasakan sekarang!

Menyesal, sedih, takut, khawatir.

Semua melebur jadi satu, bersama cinta yang kehilangan pemiliknya.

 

Rasyid

**

 

Gus Rasyid memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Sejak semalam dia sudah tidak tidur, karena harus menangani salah satu karyawannya, yang membawa kabur uang mini market. Semalam dia langsung berangkat ke kota Bondowoso, menuju ke rumah orang tua karyawannya yang bernama Triatmoko, yang sering disapa Atmo. Setelah di selidiki ternyata Atmo sedang mengalami musibah, ayahnya di tahan di kantor polisi, atas kasus pencurian kayu.

Meski dirinya tidak membenarkan perbuatan Atmo, tetapi jiwa kepeduliannya membuatnya tidak tega jika harus menambahkan beban untuk Atmo kembali. Setelah lama berpikir, barulah dia putuskan, menganggap uang yang dibawa kabur Atmo sebagai pinjaman. Surat perjanjian tertulis sudah disepakati dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak semalam.

Dalam perjalanan pulang, dirinya bergantian menyetiri mobil bersama kang Anam. Hingga bersamaan dengan Adzan waktu Subuh, dirinya baru tiba. Sebetulnya dirinya hendak beristirahat di toko, namun lagi-lagi harus gagal karena kedatangan Nada yang sudah menangis di pagi buta.

“Mas, tolongin aku, ya. Please ....”

Masih dengan mengenakan baju tidur Nada sudah berada di mini market milik Gus Rasyid. Gus Rasyid hanya diam menunggu Nada melanjutkan bicaranya.

“Aku hamil, Mas.”

Mata Gus Rasyid yang hampir redup langsung terbuka sempurna. “Kok bisa?”

“Iya, bisa aja Mas. Kan ada cowoknya.”

Gus Rasyid langsung menepuk jidatnya. Tidak habis pikir dengan pola pikir Nada yang seakan tidak takut akan dosa. Apalagi dosa berzinah yang termasuk dalam dosa besar. Jawaban Nada pun sangat konyol sekali, tetapi yang dia maksud “Siapa ayahnya?”

“Gerald,” jawab Nada lesu.

“Pacar kamu? Yang kapan hari kamu minta bantuan aku, untuk mengeluarkan dia dari tahanan?”

Nada mengangguk dua kali.

“Ya udah, kenapa enggak langsung nikah?”

“Masalahnya, Papa enggak ngerestuin hubungan aku sama Gerald, Mas. Mangkanya aku butuh bantuan, Mas. Mas pura-pura yang hamilin aku, terus ninggalin aku karena enggak mau tanggung jawab. Jadi, Gerald datang yang jadi penyelamat aku, terus nikahin aku.”

Gus Rasyid tambah melongo mendengar rencana Nada, yang jelas-jelas akan merugikan dirinya. Seperti kata pepatah ‘Dia tidak makan nangkanya, tapi dia yang kena getahnya’. Iya kalau pihak keluarganya Nada bisa menerima Gerald setelahnya, lalu bagaimana jika malah kekeh dirinya yang harus bertanggung jawab. Apalagi melibatkan hukum, bisa-bisa dia akan terjerat kasus yang akan merugikan keluarganya.

Salam Rindu dari Gus RasyidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang