Slide Water

759 56 0
                                    

Pagi ini kondisi dapur terlihat lebih berantakan dari hari-hari yang sebelumnya. Di sana sudah ada dua manusia yang berbeda jenis kelamin, sedang berkolaborasi dalam mengeksekusi para penghuni dapur. Di sebelah kanan ada Bella yang sibuk memotong sayur pare, kesukaan suaminya. Sedangkan Gus Rasyid sendiri juga super sibuk, tapi lebih tepatnya sibuk ngerekcokin.

“Dek, kamu pakek resep apa sih, kok masakanmu bisa beda dari yang lain. Baru pertama makan aku langsung ketagihan.”

Bella menghembuskan nafas pasrah. Entah sudah yang ke berapa kali suaminya menanyakan hal yang sama. Dirinya juga lelah harus menjawab dengan jawaban yang sama sedari tadi, “Resepnya sama Gus, gak ada bedanya sama orang lain.”

“Dek, aku serius loh nanya ini. Aku penasaran.”

Bella menghentikan kegiatannya memotong sayur pare yang sudah tinggal sedikit. Lalu dia menatap suaminya yang tersenyum semangat tanpa merasa kelelahan. Ya, iyalah mana ada Gus Rasyid kelelahan, sedari tadi yang tidak pernah diam itu istrinya. Dan Gus Rasyid sendiri hanya membantu membuat dapur semakin berantakan saja.

“Gus mau tahu resep rahasianya?” tanya Bella dan Gus Rasyid langsung mengangguk antusias. “Aku kasih sianida,” lanjutnya setengah berbisik.

Melihat Gus Rasyid yang diam menatapnya seakan terkejut, dirinya melanjutkan lagi kegiatannya yang sempat tertunda. Seharusnya di jam delapan semua pekerjaannya sudah selesai semua, makanan yang dia masak juga sudah tertata rapi di meja makan. Tapi kali ini, rutinitasnya mendadak kacau. Yang biasanya di hari minggu Gus Rasyid tetap bekerja, kali ini dia memilih libur, dengan alasan ingin meluangkan waktu bersama Bella.

Minggu ini Bella serasa menjadi seorang ibu yang ke mana-mana selalu ada yang mengekorinya, bedanya ini bukan lagi anak-anak yang mengekori, tapi om-om yang menolak tua. Dia membereskan ruang tamu diikuti, menjemur pakaian juga diikuti dan di mana pun dirinya berada, suaminya pasti ada di sana juga. Tapi satu yang dia larang keras, tidak diizinkan mengikutinya ke kamar mandi.

“Awalnya sih serem dengernya, tapi berubah jadi geli denger suara kamu yang terakhir,” kata Gus Rasyid dengan senyum menggodanya.

“Emang ya, kalau sama raja gombal itu harus kebal,” ucap Bella dengan suara yang pelan agar tak terdengar oleh Gus Rasyid.

**

Sesuai dengan rencana Gus Rasyid dari semalam, kini dia dan Bella sudah berada di sebuah tempat wisata pemandian yang menyediakan wahana Water Slide atau seluncuran air.

“Gus, kenapa kita ke sini?” tanya Bella dengan menatap heran Gus Rasyid.

Gus Rasyid nyengir, karena telah berhasil mengelabuhi istrinya. Memang dirinya sengaja tidak memberi tahukan tujuan yang sebenarnya, jika dirinya mengajak Bella ke tempat pemandian. Tadi dia cuma bilang akan mengajak Bella ke supermarket untuk belanja bulanan. Di sepanjang perjalanan dia diam, membiarkan istrinya semakin penasaran. Bahkan tidak jarang Bella melayangkan protes dengan keras.

“Gus, gak bakalan macem-macem kan?” Gus Rasyid tertawa geli jika mengingat perkataan Bella barusan.

Memang tempatnya yang sedikit masuk ke dalam pedesaan membuatnya semakin takut. Apalagi setelah Gus Rasyid bilang, “Aku suami kamu, memang aku mau macem-macem seperti apa, paling ya cuma semacem aja.” Wajah Bella seketika itu langsung berubah pias.

Salam Rindu dari Gus RasyidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang