prolog

131 23 31
                                    

"Kalau kamu mau tahu siapa penulis skenario terbaik, aku punya jawabannya," ujar pria tersebut, sang gadis mendengarkan dengan seksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau kamu mau tahu siapa penulis skenario terbaik, aku punya jawabannya," ujar pria tersebut, sang gadis mendengarkan dengan seksama. 

"Tuhan." Pria tersebut berkata lagi, tersenyum. "Ikuti alurnya, biarkan semua berjalan sesuai skenario, jangan melawan, itu akan memperkeruh jalan hidupmu."

"Aku berlari menjauh."

Pria itu tersenyum, tipis. "Jika kisah kita disuguhkan dengan kata-kata, maka jika penulisnya berkehendak menyatukan kau dan aku, sejauh apapun kamu berlari, belahan jiwamu ada di sini." 

♡♡♡

Untuk para pembaca,

Cerita ini berlatar 90-an, nggak ada alasan apa-apa, ingin saja. Tapi, karna kurangnya informasi dan aku nggak lahir di tahun itu, maaf kalau ceritanya kurang relate dengan suasana tahun 90-an.

Cerita ini menceritakan seorang penulis, jadi akan ada beberapa puisi dalam cerita ini, mungkin akan jelek, alay, atau ewh 🤭

Oh ya, nama tokoh di cerita ini adalah Fajar dan Senja, klise banget, memang. Tapi untuk informasi saja, kalau Fajar ditulis kapital berarti merujuk pada orang, kalau ditulis tidak kapital berarti merujuk pada fenomena matahari terbit yahh. Bukan bermaksud menggurui, tapi biar gak salah paham yaaa 😊

Lagi, cerita ini aku ikut sertakan dalam FWDM Challenge bersama Sinar Pena Amala dan Wal_community.

Semoga kalian mau bercengkrama di cerita ini.


Para Lakon

Fajar Surya Bumantara

Senja Swastamita

Bulan Adhisty

Satu Langit Tiga Rona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang