Besok adalah hari keberangkatan keluarganya Dara ke Australia. Jadi malam ini Dara dan Jiyong menginap di rumah orangtuanya Dara, biar besok pagi bisa ikut mengantarkan mereka ke bandara.
Sebenarnya ada alasan lain juga mereka menginap malam ini, yaitu karena ayahnya Dara ingin membicarakan beberapa hal dengan mereka berdua sebelum benar-benar berangkat ke Australia besok.
Ayah Dara sudah mendapatkan fasilitas yang cukup banyak dari tempat kerjanya yang baru—termasuk rumah seisinya. Maka dari itu, meskipun akan pindah ke luar negeri, mereka nggak akan benar-benar mengosongkan rumah ini.
Beliau sudah merencanakan untuk "menitipkan" rumahnya ini ke Dara dan Jiyong. Membiarkan mereka menempatinya, agar rumah nggak kosong. Namun karena mereka berdua masih kuliah dan letak kampus terlalu jauh dari sini, maka rencananya mereka baru akan menempati rumah ini setelah lulus kuliah. Untuk sementara ini mereka akan tetap tinggal sama mamanya Jiyong.
Setelah perbincangan serius itu, Ayah meninggalkan mereka berdua di ruang tamu karena beliau ingin beristirahat lebih awal malam ini. Gantian Ibu yang mengajak mereka mengobrol.
"Hyorin mana Bu?" tanya Dara.
"Di kamar. Tau deh, kayaknya lagi teleponan sama cowoknya. Mau pisah, kan," jawab Ibu.
"Loh, dia udah ada pacar? Kasian banget dong harus LDR." kata Jiyong.
"Halah. Ntar kalo disana ketemu bule-bule ganteng paling jugalupa sama pacarnya." celetuk Dara, membuat Jiyong dan ibunya ketawa.
"Ibu nggak istirahat? Udah jam segini loh Bu, jangan sampe kurang tidur, besok kan mau perjalanan jauh," ujar cowok itu.
Ibu terkekeh pelan. "Besok kalo ngantuk tinggal lanjutin tidur di pesawat,"
Jiyong ketawa lagi, sedangkan Dara memutar bola matanya mendengar perkataan sang ibu.
"Ra." panggil Ibu tiba-tiba, membuat atmosfer di ruangan ini jadi terasa lebih serius.
"Iya, Bu,"
"Ayah, Ibu, sama adek kamu udah mau berangkat besok. Kita mungkin nggak bisa sering-sering ketemu lagi karena jauh," ucap Ibu. "Kamu baik-baik di sini sama Jiyong, sama mamanya, ya? Ibu bakal kangen banget sama kamu, Ra,"
Dara mendekat ke ibunya, lantas memeluk wanita itu erat. "Iyaa, Bu. Sama. Dara juga bakal kangen sama Ibu, sama Ayah. Tapi nggak tau kalo ke Hyorin bakal kangen juga apa enggak,"
Ibu tertawa lagi. Beliau membelai rambut putri sulungnya yang masih berada dalam pelukannya ini. Jiyong hanya menatap mereka dengan senyum tipisnya.
Nggak lama setelah mereka saling melepas pelukan, Ibu beralih ke Jiyong. "Ji? Nitip anak Ibu, ya?"
Jiyong mengangguk. "Iya, Bu. Pasti saya jagain."
"Apaan sih emangnya aku bocah segala dititipin, dijagain—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy ㅡDaragon✔
FanfictionHanya sebuah cerita klasik tentang seorang fuckboy yang pengen berubah, cuma buat orang yang dia sayang. ©geezdragon, 2019