Dara barusan ditelepon sama ibunya, yang bilang lagi kangen banget sama dia. Dan di obrolan yang berlangsung singkat itu, ibu minta Dara buat pulang sebentar karena ada masalah penting yang harus dibicarain.
Dara mau aja sih, lagian kan besok tanggal merah. Dia tinggal pamit dan minta izin mau pulang ke mamanya Jiyong.
"Ma," Dara menghampiri Mama yang lagi duduk di ruang tengah sambil mengerjakan sesuatu di laptopnya, entah apa itu.
"Iya, kenapa Ra?"
"Besok rencananya aku mau pulang, mumpung tanggal merah." kata Dara.
"Oh, dikangenin Ibu ya?" tebak Mama.
"Iya, hehe. Cuma pulang sehari doang kok, sorenya udah balik lagi,"
Mama mengangguk. "Iya deh. Nanti sampein salam dari mama buat ibu kamu ya,"
"Iya, nanti aku sampein salamnya mama."
"Hey, Ladies! Lagi pada ngomongin apaan? Ngomongin saya yaa?" Jiyong yang baru aja menyelesaikan tugas dari mamanya untuk nemenin adek-adeknya tidur itu tiba-tiba dateng ke ruang tengah dengan rusuh.
"Dih, ngapain ngomongin kamu ya, kayak nggak ada hal lain yang lebih penting." cibir Dara. Mama ketawa.
"Liat Ma, yang judesnya kayak dia gini bisa jadi pacar aku. Hebat kan anak Mama nih?!"
"Aduh, iya-iya. Kirain kalo udah pacaran udah nggak berantem-berantem lagi, tapi ternyata malah tambah ribut ya kalian?"
"Iya habisnya dia nih bikin orang jadi emosi terus, Ma, ngajak berantem!"
"Hehe iya aku sayang kamu juga kok, Ra." Jiyong malah ngelantur, nggak nyambung sama sekali. Kemudian dia cengengesan sendiri. Gak jelas banget.
"Ini, kayak gini nih contohnya, Ma!" Dara ngadu ke mamanya Jiyong yang sekarang ini cuma ketawa sambil geleng-geleng kepala ngeliat dua orang yang masih ribut terus ini.
"Ngomong-ngomong, kamu besok pulangnya dianterin sama Jiyong aja gimana, Ra?" saran Mama.
"Loh mau pulang kok nggak bilang ih aku mau ikut, By!"
Mama mengerutkan keningnya saat mendengar panggilan Jiyong ke Dara, "By?"
"Baby." Jiyong menyeringai. Sedangkan Dara udah mendelik tajam ke arahnya.
"Dibilangin jangan manggil kayak gitu, ish! Ngeyel banget ya dibilangin?!" Dara berseru galak.
"Gapapa kali ih, malah lucu," Dan Mama yang biasanya ngebelain Dara kali ini berpihak ke Jiyong.
"Boleh ikut ya?" Jiyong memohon lagi. "Aku belom ketemu ibu kamu loh, Ra."
"Udah pernah dulu Ji, pas kamu masih kecil pernah Mama ajak ketemu sama ibunya Dara," ucap Mama.
"Eh? Masa sih, Ma? Aku lupa, hehe."
"Iya, udah pernah. Dulu banget pas kamu masih seumur adek-adek kamu kayaknya, Ji." ucap Mama sambil mencoba mengingat-ingat.
Jiyong manggut-manggut, "Pantesan aku nggak inget,"
"Eh, gimana ini Jiyong mau ikut kamu dibolehin ngga, Ra? Masa kamu mau berangkat sendiri?"
"Iya, boleh ikut yaaa?" Jiyong memohon-mohon sekali lagi.
"Yaudah-yaudah, ikut aja." kata Dara akhirnya, membuat Jiyong tersenyum senang. "Tapi besok jangan telat bangunnya, biar kita dapet kereta yang pagi,"
"Lah enggak naik motor? Motoran aja biar nggak ribet, aku yang boncengin."
"Mama ke kamar dulu ya, kalian lanjut aja ngobrolin buat besok. Tidurnya jangan kemaleman," pesan Mama sebelum beranjak dan meninggalkan mereka berdua di ruang tengah.
"Iya, Ma."
"Naik motor nggak kelamaan emang? Ntar nyampenya siang?" tanya Dara, kembali membahas soal transport besok.
"Enggak, Sayaang. Paling cuma tiga jam. Lagian kalo naik kereta nanti sampe sana harus mikirin transport buat ke rumah kamu juga, kan?"
Setelah Dara pikirkan, ucapan Jiyong ada benarnya juga. Atau mungkin Jiyong nya aja yang terlalu pandai merangkai kata yang bisa memengaruhi pikirannya.
"Oke, yaudah kita naik motor." ucap Dara akhirnya.
"Nah gitu dong, nurut sama lakinya." kata Jiyong sambil ketawa kecil. dia ngegodain ceweknya lagi.
"Ck, apaan sih. Udah tidur sana, besok kalo bangunnya telat aku tinggal."
"Ayo, temenin."
"ENGGAK!" Dara kembali berseru galak dan melotot ke arah cowoknya.
"Yaudah besok-besok ngga usah minta cuddle lagi ya," ujar cowok itu sambil menyeringai.
"Dih, yaudah nggak usah," balas Dara nggak peduli.
"Hehe, nggak, bercanda doang aku, By,"
Tangan Jiyong terulur untuk mengacak rambut Dara. Cewek itu cemberut kesal sambil merapikan rambutnya yang barusan dibikin berantakan sama Jiyong.
"Hobi banget berantakin rambut," gerutu Dara.
"Soalnya gemes, hehe. My girl is too cute," ucap Jiyong sambil nyengir.
Dara menyeringai, "Maaf Ji, aku nggak baper dibilangin kayak gitu doang,"
"Astaga, Ra. Susah banget pacaran sama kamu, ya?"
"Ck. Udah ah ayo tidur,"
"Ayo? Mau di mana emang?" tanya cowok itu sambil mengikuti Dara yang udah berjalan ke lantai atas duluan.
"Di kamar sendiri-sendiri lah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Boy ㅡDaragon✔
FanficHanya sebuah cerita klasik tentang seorang fuckboy yang pengen berubah, cuma buat orang yang dia sayang. ©geezdragon, 2019