Ternyata aku masih pecundang
Aku tak bisa mengelak, rinduku masih milikmu!
Aroma hujan dan alunan musik sendu, membawa kotak masa laluku denganmu
Melempar ke masa lalu, saat duduk bersampingan denganmu menatap tangan kita yang beradu, lalu aku berkata "Tangamu lebih cantik dari milikku, kuku yang panjang dengan jari jari yang lentik, sedangkan punyaku pendek dan besar haha" sedikit ku akhiri dengan tawa hambar.
"Tangamu tak kalah cantik dan menggemaskan" Katamu lalu menggenggam tanganku erat.
Tak hanya itu apa kau masih ingat? saat hujan gerimis membasahi kita di atas motor milikmu melewati jalan bebatuan dan pohon pohon besar, lalu aku meminta turun saat menemukan jalan berlumpur dan menanjak, namun kamu menolak, membiarkanku tetap duduk dibelakangmu, hal biasa namun membiusku luar biasa.
Tak terasa gerimis itupun jatuh membasahi pipiku, nyatanya rindu kepada yang sudah usai begitu pilu!
11 September 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog Hujan
PoetryUngkapan jiwa dikala rintiknya mulai jatuh ke tanah, dan aroma khas nya menyelinap di sela sela penciuman. Yang ku racik dengan segala rasa, bukan hanya rasa tentang hujan saja ( RANDOM)
