Haruskah malam ini aku kembali bersayat pada bibir angin yang
berhembus, dan menikam pilu pada gelap yang bersenandung.
Atau memberikan tawa yang berirma pada hujan yang bersendawa, aku tak kuasa lagi, rasa asin aku sesap bersama dingin yang menajam.Bolehkan aku menaung pada malam yang hujan dan gelap gulita, bersama sebuah harapan untuk aku wujudkan.
Beberapa asa untuk aku capai dalam derai tangis yang berubah menjadi isak yang menggema, dengan untai kata aku mencekam dada;kuat kuat!
Tak terasa pengap saat jiwa berkobar, aku harus menjadi wangi pekat pada aroma hujan, supaya menjadi penguat disaat manis berlebihan.
Jumat, 19 Juni 2020
💦💦💦💦
Enjoy🌼
Jangan lupa vote yah🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog Hujan
PuisiUngkapan jiwa dikala rintiknya mulai jatuh ke tanah, dan aroma khas nya menyelinap di sela sela penciuman. Yang ku racik dengan segala rasa, bukan hanya rasa tentang hujan saja ( RANDOM)