Aku Kamu dan Hujan

331 11 4
                                    

Aku akui lemah perihal hati tentang kamu, apalagi tentang hujan dan kita yang dulu.
Kamu yang menjagaku agar tidak setetes air pun menyentuh kulit ku, atau menyentuh kelopak mataku agar pandanganku tidak kabur.
Saat tangan putihmu bergerak dengan cepat untuk melepas kain yang membalut tubuh indahmu, dengan cepat pula aku menahan pergerakanmu, tidak aku tidak butuh jaketmu saat itu, aku hanya butuh kamu menjagaku, maka aku membiarkan jaket itu membalut tubuhmu agar kamu tidak kedinginan dan aku tidak ingin mendengar kabar dipagi hari bahwa tubuhmu terbaring lemas diatas keranjang karena hujan.
         

Namun, kini bukan kita dan hujan yang indah. Namun, aku, hujan dan kenangan bersamamu.

Entah apa? dan entah kenapa? setiap kali netra ini menatap tetes demi tetes nya yang jatuh selalu saja menampakan wajahmu, wajah indahmu, mata penuh kelembutan, alis tebal, hidung mancung, dan bibir merah jambumu. Itu semua selalu saja menghancurkan pertahananku untuk tidak lagi memikirkanmu.

Aku lemah, dan gagal untuk mengihklaskanmu, merelakanmu, walau aku tau kita bagaikan di negeri orang yaitu, ASING, untuk hujan stop memutar memory dalam benakku tentang dia, dia yang lembut, dia yang hangat, dan dia yang dingin.

Untukmu, jangan pernah takut aku lupakan, karena sampai saat ini sepercikpun tak ada yang hilang tentang kamu, kita, dan hujan.

Untukmu jangan takut aku membecimu,karena tak ada kata benci untukmu yang ada hanya kata "Aku akan selalu menjaga setiap perlakuan lembutmu padaku"
Untukmu jika membaca coretan ini ada hal yang ingin aku luapkan " Kamu selalu ada dalam benakku"

            💦💦💦💦💦

18 february 2020

Enjoy🌼

Monolog HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang