Monologku

158 5 0
                                    

Hanya suara dentingan jam dingding yang terdengar nyaring, seperti ruangan mati yang usang, tirai tirai putih mengkibas hingga dingin menyeruak, sekelebat bayang kehancuran berdatangan dengan gemuruh yang bersahut sahutan.

Kehancuran dan alam malam yang penuh dengan monologku
~Aku hanya raga yang rapuh, hanya kaki yang berjalan tanpa tujuan, mata yang terluka penuh jahitan, tubuhku hidup tapi ragaku entah. Bisu baik, tapi tak tenang, ingin berdiri bersama angin yang bebas, ingin hilang dan tak nampak, dadaku sesak, suara isakku tak bersuara, air mataku deras seperti aluran sungai yang jeram~

Ini Monologku bersama hujan malam dengan petir yang mengkilat,suara gemuruh yang gaduh, ini monolgku tentang siluka yang menjelma abadi, ini monologku yang ambigu, ini monologku seperti tisu yang terkena hujan, ini monologku seperti pena yang abstrak.

Lalu si luka berkata "Aku hanya menemani sepimu, aku hanya hadir dalam sendirimu, aku menemani setiap derap langkahmu, Apa aku salah? Apa kau tidak suka?"
Suara gemetar dengan isak yang tak reda menjawab " Tidak ada yang salah, tapi kau hadir tanpa mau mengobati sakitku, kau selalu menghujamku tanpa mau beralih, Aku tidak suka? Jika aku tidak suka kenapa aku membiarkanmu menggerogotiku,  ramuanku memang tak pernah berhasil menyembuhkan akibat hadirmu, maka secara perlahan aku membisakan diri berteman denganmu, luka".

Ini monologku yang tidak akan rampung, namun sejenak aku akan beristirahat dan bersujud di  atas sejadah hitamku.
Teruntuk teman monologku, terutama kamu hujan, terimakasih telah meramaikan malamku.
 

Sabtu, 04 April 2020

💦💦💦💦

Enjoy🌼
Jangan lupa vote yah🤗

Monolog HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang