Berapa kali aku berkata, tapi tak berubah, bahkan luka ini semakin lembap seperti hujan malam tadi meninggalkan lembap pada tanah. Bahkan menaburkan benih benih luka yang semakin subur.
Berapa kali aku harus bercerita, namun tak usai rampung, mungkin akan tetap seperti ini, kosong tak ada coretan sedikit pun, bahkan rasanya terlalu sesak untuk aku curahkan pada hujan.
Berapa kali aku harus keringkan, tak jua rapat, bahkan guyuranmu membuatnya semakin menganga, apa aku harus menyerah? Menyerah pada dunia yang penuh luka ini?
Berapa kali aku mematung, menengok kebelakang dengan segala luka, atau berjalan kedepan tanpa ada harapan? Mungkin aku tak tau jawaban atas teka tiki ini biar takdir membawa semua luka ku sirna, aku hanya akan berdiri menunduk dengan doa doa di Hujan Malam Tadi dan terlepap bersama mimpi.
Senin, 13 April 2020
💦💦💦💦
Enjoy🌼
Jangan lupa vote yah🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Monolog Hujan
PoëzieUngkapan jiwa dikala rintiknya mulai jatuh ke tanah, dan aroma khas nya menyelinap di sela sela penciuman. Yang ku racik dengan segala rasa, bukan hanya rasa tentang hujan saja ( RANDOM)
