-Seungwoo pov-
"Kakek tunggu..."
Ho Jin yang baru akan memasuki lift langsung terhenti karena mendengar Seungwoo yang memanggil, "Kakek apakah kita bisa bicara sebentar di ruangan ku? Ada yang perlu ku tanyakan dan pastikan dan ini tentang adikku Changkyun." Jelasku.
"Baiklah" hah akhirnya kakek meyetujui ajakan ku ini dan semoga apa yang ku takutkan tidak terjadi.
Setelah kami duduk berhadapan di ruanganku ini aku langsung menanyakan hal-hal yang sempat terlintas di benak ku dari tadi, bagaimana bisa kakek tahu tentang penyakit Changkyun terlebih aku sendiri belum bilang kepada siapapun tentang ini.
"Kakek aku ingin bertanya bagaimana kakek tahu kalau Changkyun sakit? Apakah kakek mendengar sesuatu sewaktu dokter Minho datang ke rumah?" Tanyaku
"Sebelum kakek jawab ada yang kakek ingin tanyakan terlebih dahulu kepadmu Woo, kau apakah kau sudah lama mengetahui tentang sakitnya Changkyun dan sejak kapan penyakit itu ada di dalam tubuh adikmu?" Sejujurnya pertanyaan itu tidak pernah ingin ia dengar dari siapapun karena itu hanya membuat hatinya sakit ketika mengingat pertama kali Changkyun mengidap sakit yang sama dengan mendiang Eomma.
"Sebenarnya aku sudah lama mengetahui ini bahkan dari awal tetapi memang aku belum bilang ke siapapun karena ku pikir lebih baik aku membicarakan hal ini ke Appa dulu karena bagaimanapun semua keputusan harus ada persetujuan darinya, tetapi kakek pasti tahu bagaimana sikap Appa jika tentang Changkyun kan, aku bahkan pernah berfikir untuk membawa Changkyun pergi sejauh mungkin dari Appa dan meninggalkan Appa sendirian di sini. Tapi aku tidak bisa karena aku sudah berjanji kepada Eomma kalau aku tidak boleh meninggalkan Appa dan adikku dalam keadaan apapun." Jelasku kepada kakek.
"Appamu memang sangatlah keras kepala seperti Changkyun, tetapi biar bagaimanapun Daniel harus segera sadar kalau takdir seseorang tidak ada yang tahu, kakek hanya tidak ingin Daniel ada dalam rasa penyesalan jika Changkyun...
Hah bahkan kakek tidak pernah ingin kalau Changkyun kenapa-kenapa".
"Kakek tadi pagi mengantarkan Changkyun ke rumah sakit, awalnya kakek fikir Changkyun sakit lagi tetapi setelah mendengar kalau Changkyun merasa janggal dengan kondisinya kakek menawarkan diri untuk menemaninya karena bagaimanapun ia belum pulih." Jelas kakek.
"Setelah sampai ia langsung ingin bertemu dokter Minho dan menanyakan ia sakit apa dan ingin dokter Minho jujur dengan semua perkataannya, dan ternyata setelah dokter Minho menjelaskan semuanya Changkyun sepertinya sangat terkejut dan kakek sendiri berinisiatif untuk menemui kalia semua karena kakek ingin agar Changkyun segera ditangani dengan baik."
"Seungwoo penyakin jantung itu bukan seperti penyakit flu/batuk yang beberapa saat nanti akan sembuh jika hanya meminum obatnya, penyakit ini sangatlah serius dan butuh penanganan yang cepat dan tepat. Dan kakek sudah menghubungi teman kakek yang di Jepang untuk membantu mencarikan donor yang cocok untuk Changkyun dan semoga secepatnya dapat dan Changkyun bisa secepatnya sembuh."
Jujur aku tidak menyangka bahwa ayah dari ibu tiriku ini sangat amat menyayangi dan peduli kepada Changkyun bahkan ayah kami sendiri tidak pernah memikirkan hal ini, jangankan memikirkan untuk peduli kepada Changkyun saja sepertinya mustahil untuk dilakukan oleh Appa. Tuhan aku sangat berterima kasih karena-Mu Changkyun mendapatkan lagi kasih sayang selain dariku dan sahabatnya.
"Terima kasih kek, terima kasih karena kau sudah sangat peduli kepada Changkyun." Ucapku aku sangat bersyukur setelah mendengar ucapan yang dilontarkan kakek Ho Jin karena beliau sudah mau menganggap dan menyayangi Changkyun selayaknya cucu kandungnya sendiri.
"Baiklah sebaiknya kita harus segera pulang karena Changkyun sendirian di rumah, dan kakek tidak yakin kalau saat ini ia sudah makan karena tadi setelah sampai rumah ia langsung masuk ke dalam kamarnya dan tidak menjawab saat kakek ingin pergi kesini tadi." Jelas kakek.
-Normal pov-
Dilain tempat yaitu di kamar Changkyun, saat ini anak itu sedang duduk menghadap jendelanya dan entah apa yang sedang difikirkan Changkyun. Bahkan untuk menangisi keadaannya pun ia rasa sudah tidak mampu, ia hanya berfikir bagaimana takdir mempermainkannya, bagaimana Tuhan begitu kejam kepadanya, kenapa ia yang selalu menderita di sini? Apakah ia tidak bisa sedikit saja merasakan kebahagian yang ia impikan selama ini? Apakah Tuhan lebih senang jika ia menderita? Apakah Tuhan benci melihat ia bahagia? Berbagai pertanyaan yang entah siapa yang bisa menjawab memenuhi semua sudut pikiran Changkyun saat ini.
Apakah ia memang ditakdirkan untuk menderita? Jika memang iya kenapa ia dilahirkan ke dunia ini dunia yang dimana semua jahat kepadanya, Changkyun sudah cukup lelah dengan semua ini, jika bisa memilih ia pasti tidak akan ingin dilahirkan jika memang ia hanya membawa luka kepada Appanya, ia tidak akan ingin dilahirkan jika ia memang akan membuat ibunya mengorbankan hidupnya, dan ia juga lebih baik memilih untuk tidak dilahirkan jika ia hanya hidup menderita di sini.
Sungguh saat ini Changkyun tidak bisa berfikir dengan jernih, ia bahkan tidak beranjak dari sana sampai suara pintu yang diketuk dari luar. Dia bahkan tidak ada sekalipun niatan untuk membukanya, yang hanya ia lakukan merenungi semua yang telah dan sedang terjadi padanya saat ini. Sampai tidak sadar bahwa seseorang yang mengetuk pintunya tadi masuk dan mulai mengelus kepalanya perlahan. Saat ia tahu bahwa itu adalah Seolhyun ia sungguh kaget, ia kaget karena ini pertama kalinya Seolhyun menemuinya.
"Hei apa yang sedang kau lakukan heumm? Bibi bilang sejak siang kau belum makan sama sekali? Apa kau tidak suka apa yang hari ini Bibi masak atau kau ingin aku membuatkanmu sesuatu? Katakanlah aku akan segera membuatkannya." Jujur ini pertama kalinya Changkyun mendapatkan perhatian seperti ini, apakah perhatian ibu memang seperti ini? Apakah ia juga bisa mendapatkan perhatian dari ayahnya? Ahhh Changkyun tolong kau jangan terlalu berharap lebih, seorang Kang Daniel tidak akan pernah bisa menyayangi mu karena kau lah yang telah meciptakan semua kesengsaraan di hidup seorang Kang Daniel.
TBC...
Haiii aku double up nih hehehehe :D hah aku gk tau lagi mau ngomong apa, tapi aku selalu mengucapkan terima kasih sebanyak2'a sama kalian yang emang masih nunggu kelanjutan ff ini. Dan mungkin kalian semua mulai bosen sama jalan cerita ff ini yang mungkin muter2, atau kebanyakan dramanya, dll. Dan mungkin ada yang bertanya "kapan sih cerita ini tamat? Perasaan lama bener tamat'a" Hehehehe sabar aja yaa yeorobunnnn kalau kalian mulai bosen gpp kok kalian boleh bgt ninggalin cerita gaje ini yang bahkan suka gk jelas update'a kapan kan wkwkwk.
Udah ahh kebanyakan omong aku wkwkwk sampai bertemu di chapterselanjut'a semuaaaaa dan aku gk bosen2 ngingetin kalian untuk jangan lupa vote dan komen ya all...
Karena itu semua sangat berarti buat autor amatiran cem aku gini biar tau seberapa banyak suka'a kalian sama cerita ini dan seberapa banyak kritik dan saran yang bisa menjadi bantuan aku supaya bisa bikin kelanjutan cerita supaya lebih baik lagi...
Annyeong yeorobun...
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me Appa?
RandomApa benar kalau seandainya aku membuat 1000 oragimi burung maka keinginanku akan terkabul? Bagaimana kalau sebelum mencapai 1000 aku sudah menyerah pada takdir? Appa bagimana caranya agar Appa bisa melihat dan menyayangiku seperti Appa melihat dan m...