Hari ini adalah hari dimana aku akan segera memulai hidup yang baru bersama calon istriku dan saat ini aku sudah siap berdiri di altar menunggu calon ibu anak-anakku dan mengucap janji sehidup semati yang disaksikan oleh orang-orang yang hadir untuk memberikan restunya agar pernikahanku dengan Sejeong bisa sehidup semati.
Pintu dihadapanku saat ini sudah terbuka dan yang kulihat Sejeong yang amat sangat cantik dengan gaun putih dan senyumnya yang sangat aku suka, segera aku menghampirinya dan memberikan lenganku untuk ia gunakan sebagai pengait lengannya dan kami berjalan bersama dengan senyuman dan dengan perasaan yang tidak bisa kami katakan yang jelas saat ini kami sangatlah bahagia dan sebentar lagi kami akan menjadi pasangan suami istri yang bahagia.
8 tahun kemudian
8 tahun sudah kami menjadi pasangan suami istri dan kami juga sudah dikaruniai anak pertama namja bernama Kang Seungwoo dan sebentar lagi juga kami akan mendapatkan anak kedua dan prediksi uisa kami akan mendapatkan seorang anak namja kembali dan kulihat Seungwoo anak pertama kami juga sangat antusias akan kehadiran calon namdongsaengnya.
Tapi memang benar apa kata beberapa orang-orang kalau pernikahan itu tidak selalu berjalan dengan rasa bahagia saja pasti akan ada beberapa masalah dalam pernikahan dan setiap pasangan harus bisa menemukan cara keluar dari permasalahannya itu sendiri.
Ya masalah bermula saat ketika aku pulang dari menjemput Seungwoo aku menemukan Sejeong yang pingsan di taman ruman kami dan tanpa pikir panjang aku langsung membawa Sejeong ke rumah sakit karena aku khawatir aan kondisi Sejeong dan calon anak kedua kami.
Setelah tiga puluh menit Sejeong di periksa oleh uisa lalu ada seorang ganhosa memanggilku untuk meminta menemui uisa yang tadi memeriksa kondisi istriku, setelah aku sampai keruangannya uisa bilang kalau jantung Sejeong bermasalah dan uisa menyarankan agar kandungan Sejeong ini diluruhkan karena akan berakibat fatal kalau Sejeong mempertahan sampai bulan terkahir kehamilannya.
Setelah aku keluar dari ruangan uisa aku langsung menghampiri ruangan Sejeong yang sebelumnya sudah diberitahu oleh ganhosa, setelah sampai aku melihat Sejeong yang sudah sadar dan ketika aku mendekat ke arahnya ia hanya memberikan senyuman yang sangat aku sukai itu.
Aku langsung menjelaskan apa yang tadi uisa katakan dan kukira ia akan menuruti apa perkatanku tapi ternyata malah aku dibilang sebagai Appa yang jahat karena membiarkan anaknya pergi dari orang tuanya. Jujur aku bukannya jahat tapi aku sangat amat mencintai Sejeong dan aku tidak ingin kehilangannya bagiku Seungwoo saja sudah lebih dari cukup yang terpenting Sejeong tidak pergi meninggalku sama seperti Eomma yang pergi meninggalku beberapa tahun lalu.
Dari saat itu awal permulaan kami yang menjadi seringkali cekcok dan sebagainya karena aku memaksa agar Sejeong meluruhkan kandungannya dan ia bisa segera di operasi, tapi dia tetap saja keras kepala dan tidak mau mendengar kata-kataku.
Sejak hari dimana aku tahu keadaan ia yang sebenarnya selama kehamilannya kali ini aku melihat ia yang tidak aktif seperti dulu, selalu mengeluh dadanya yang sesak, seringkali pingsan, dan masih banyak lagi.
Dan ini adalah bulan 9 dari masa kehamilannya dan sebentar lagi ia akan melahirkan, melihat kondisinya sekarang yang hanya bisa berbaring di tempat tidur dan sudah mulai memakai alat bantu pernapasan karena di sisi kehamilannya yang semakin besar maka semakin ia yang sulit bernafas dengan baik bila tidak dibantu oleh alat bantu.
Besok aku harus menghadiri rapat yang penting karena ada dua investorku yang dari Jeju ingin kalau rapat ini dipimpin oleh aku langsung tanpa perantara dan mau tidak mau aku harus meninggalkan Sejeong untuk beberapa hari karena aku ingin ketika rapat selesai maka aku akan langsung pulang dan menemani Sejeong kembali.
-Skip time...-
Sudah 2 hari aku masih di Jeju dan sampai saat ini aku belum juga bisa pulang karena ada beberapa masalah yang mendesak dan benar-benar harus aku yang mengurusnya dan jujur semakin hari aku semakin khawatir akan kesehatan Sejeong yang terkadang tidak stabil.
Siang hari ketika aku sedang sibuk di perusahaan cabangku di Jeju pengurus rumahku menghubungiku kalau Sejeong terjatuh dari tangga dan saat ini sedang berada di rumah sakit dan tanpa fikir panjang aku langsung menyuruh sekretarisku untuk menyiapkan pesawat pribadiku dan fikiranku hanya berpusat kepada Sejeong semata dan masa bodoh dengan urusan di kantor cabangku itu.
3 jam kemudian aku baru sampai di rumah sakit dan aku melihat Seungwoo yang sedang menangis dan ditemani oleh ahjumma yang mengurus rumah kami setelah sampai di hadapannya aku langsung memeluknya dan menenangkannya, tidak lama kemudian seorang uisa keluar dan ingin berbicara denganku di ruangannya dan aku hanya berpesan kepada Seungwoo untuk menjaga Eommanya sebentar dan aku berjanji akan kembali lagi.
Setelah sampai ruangannya dan uisa sudah menjelaskan semuanya mengenai kondisi istriku sungguh aku sangatlah terpukul dan tidak bisa berfikir dengan jernih yang hanya di otakku aku hanya harus menyelamatkan Sejeong hanya Sejeong saja dan aku tidak memikirkan anak kedua kami dan sebenarnya aku juga memang tidak pernah memikirkan anak kedua kami semenjak aku tahu kondisi Sejeong yang sebenarnya.
Sebelum aku keluar dari ruangannya uisa menyaranku agar lebih menyelamatkan bayinya ketimbang Eommanya karena walaupun Eommanya selamatpun belum tentu bisa bertahan lebih lama karena ternyata jantung Sejeong sudah benar-benar tidak ada harapan dan sampai saat ini belum ada pendonor yang cocok dengan jantungnya tapi aku tetap memilih agar menyelamtkan istriku dari pada anak keduaku.
Ketika aku sampai yang kulihat Sejeong sudah akan dibawa ke ruang operasi dan ia hanya berpesan agar aku selalu menyayangi anak kedua kami. Aku tidak menjawabnya karena yang kuharapkan bahwa Sejeonglah yang selamat dan bukan bayi kami.
Operasi berlangsung lama dan sekitar 3 jam setelah operasi baru aku melihat uisa keluar dari ruang operasi itu dan aku segera menghampirinya dan menanyakan kondisi istriku kenapa aku tidak menanyakan kondisi bayiku? Ya itu karena aku sungguh tidak peduli ia hidup atau tidak karena yang kuharapkan hanya Sejeongku lah yang bertahan.
Tapi uisa mengatakan hal yang mengejutkan ketika bayinya berhasil diselamatkan tapi malah nyawa Sejoengkulah yang tidak bisa bertahan itu akibat ketika bayinya berhasil diangkat Sejeong terkena serangan jantung dan nyawanya tidak bisa bertahan, jujur aku terpukul dengan keadaan ini dan aku tidak bisa menerima kenyataan ini. Pasti ini akibat menyelamatkan bayi sialan itu akhirnya Sejeongku lah yang harus pergi.
17 tahun kemudian
Hidupku sebagian besar dihabiskan dengan bekerja bekerja dan bekerja, rumah? Bahkan aku lupa kapan kali aku pulang ke rumah ini dikarenakan perusahaanku yang semakin maju dan aku yang semakin sibuk dan jangan lupakan bahwa aku benar-benar tidak betah berada satu rumah dengan anak sialan itu yang sayangnya harus ku akui kalau itu adalah putraku yang kedua dengan Sejeongku.
Dari dulu aku tidak pernah sudi untuk merawatnya karena bagiku dengan merawatnya maka aku akan terkena kesialannya itu. Aku heran kenapa Seungwoo sangat amat menyayanginya padahal jelas-jelas karena anak sial itu yang membuat Eommnya tiada, tapi bukan berarti aku dengan aku tidak mengurusnya aku juga tidak memberikan kehidupan materi kepadanya.
Setiap bulan aku selalu mentransfer sejumlah uang untuk kebutuhan hidupnya, walaupun dari ia lahir aku tidak sudi untuk merawatnya tapi aku masih punya hati untuk tidak membiarkannya bekerja atau sebagianya, tetapi tetap saja yang aku harapkan kalau ia yang pergi bukan malah Sejeongku yang pergi meninggalku selamanya dan sampai kapanpun aku tidak akan sudi untuk menyayanginya bahkan sampai ia mati sekalipun aku tetap tidak akan pernah sudi untuk mencintainya layaknya aku yang mencintai Sejeongku dan Seungwooku.
TBC...
Annyeong aku balik lagi nah akhirnya sudah selesai juga flasback-an'a Daniel dulu sebelum punya Seungwoo dan Changkyun dan untuk chapter kedepannya aku mulai fokusin lagi tentang kehidupan Changkyun. Dan maaf kalau ceritanya gk nyambung atau sebagainya bahkan klw ada typo'a pun aku bener-bener sungguh sangat minta maaf...
Jangan lupa vote & comment'a ya all..
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Love Me Appa?
RandomApa benar kalau seandainya aku membuat 1000 oragimi burung maka keinginanku akan terkabul? Bagaimana kalau sebelum mencapai 1000 aku sudah menyerah pada takdir? Appa bagimana caranya agar Appa bisa melihat dan menyayangiku seperti Appa melihat dan m...